Nusa Dua, Bali (ANTARA News) - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono pada Jumat ini dijadwalkan melakukan pertemuan dengan tiga kepala negara dan kepala pemerintahan anggota Development Eight (D-8), yaitu Perdana Menteri (PM) Malaysia Abdullah Ahmad Badawi, Presiden Nigeria Olesegun Obansanjo dan PM Pakistan Syaukat Aziz. Pertemuan akan dilakukan di Bali Internasional Convention Centre (BICC) Nusa Dua Bali, tempat berlangsungnya Konperensi Tingkat Tinggi (KTT) kelima D-8 yang sudah berlangsung sejak Selasa (9/5) lalu. KTT D-8 tingkat kepala negara dan kepala pemerintahan baru akan dilakukan Sabtu besok (13/5). Selain dengan tiga kepala negara dan kepala pemerintahan, pada Sabtu (13/5) malam Yudhoyono dijadwalkan bertemu dengan PM Turki Tayyip Erdogan, sementara pada Minggu (14/5) Presiden akan melakukan pertemuan empat mata dengan delegasi D-8 lainnya, yaitu Menlu Bangladesh Morshed Khan dan Menteri Kerja Sama Internasional Mesir Fayza Aboulnaga. KTT D-8 akan dibuka pada Sabtu (13/5) sekitar pukul 10.00 WITA dengan sambutan Presiden Yudhoyono selaku ketua baru D-8 dan sambutan Presiden Iran Mahmoud Ahmadinejad sebagai ketua lama D-8. Dalam KTT akan ditandatangani "Preferential Tarrifs Arrangement" oleh Menteri Perdagangan Mari E Pangestu dengan tujuh menteri delegasi KTT D-8 dan penandatanganan "Mutual Administrative Assistance in Custom Matters" oleh Menkeu Sri Mulyani dengan tujuh menteri delegasi lainnya. D-8 dibentuk di Istanbul Turki pada 15 Juni 1997 oleh Indonesia, Turki, Mesir, Iran, Malaysia, Nigeria, Bangladesh dan Pakistan. Pembentukan D-8 dimaksudkan untuk menghimpun kekuatan negara-negara Islam guna menghadapi ketidakadilan dan sikap mendua negara-negara Barat serta oleh pertimbangan bahwa Organisasi Konperensi Islam (OKI) selama ini dinilai tidak efektif dalam menghadapi berbagai tantangan. Namun dalam perkembangannya, ditetapkan bahwa kelompok D-8 tidak bersifat eksklusif keagamaan dan ditujukan untuk memberikan sumbangan bagi pembangunan negara-negara peserta yang juga dapat dimanfaatkan oleh negara berkembang lain. Tujuan utama pembentukan kerja sama D-8 adalah untuk meningkatkan posisi negara berkembang dalam perekonomian dunia, memperluas dan menciptakan peluang baru dalam hubungan perdagangan, meningkatkan partisipasi negara berkembang dalam pengambilan keputusan di tingkat internasional dan mengupayakan peningkatan taraf hidup bagi warganya. Pada KTT kelima D-8, Iran menyerahkan jabatan Ketua D-8 kepada Indonesia untuk periode dua tahun mendatang. Pemilihan Ketua D-8 dilakukan secara bergilir menurut alphabet, setelah Turki, Bangladesh, Mesir dan Iran maka Indonesia. Sementara itu, secara informal Malaysia dikabarkan telah setuju untuk menjadi Ketua D-8 setelah Indonesia. (*)
Copyright © ANTARA 2006