New York (ANTARA) - Harga minyak turun sekitar satu persen pada akhir perdagangan Rabu (Kamis pagi WIB), karena kekhawatiran tentang kemungkinan resesi AS mengimbangi optimisme bahwa pencabutan pembatasan COVID-19 China akan memicu permintaan minyak mentah di importir minyak utama dunia itu.
Minyak mentah berjangka Brent untuk pengiriman Maret merosot 94 sen atau 1,1 persen, menjadi menetap di 84,98 dolar AS per barel. Minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) AS untuk pengiriman Februari tergelincir 70 sen atau 0,9 persen, menjadi ditutup di 79,48 dolar AS per barel.
Harga minyak membalikkan kenaikan pada sore hari bersama dengan indeks-indeks utama Wall Street karena komentar hawkish dari pejabat Federal Reserve AS memicu kekhawatiran bank sentral mungkin tidak menghentikan kenaikan suku bunga dalam waktu dekat.
Pasar pada awalnya bereaksi positif terhadap data AS, yang menunjukkan penjualan ritel dan produksi manufaktur turun lebih dari perkiraan pada Desember, di tengah harapan The Fed sekarang akan melonggarkan kenaikan suku bunga.
Namun, kenaikan itu berumur pendek karena Presiden Fed St. Louis James Bullard dan Presiden Fed Cleveland Loretta Mester mengatakan suku bunga perlu naik melampaui 5,0 persen untuk mengendalikan inflasi.
Mendukung harga minyak di awal sesi, China melaporkan data ekonomi yang mengalahkan perkiraan setelah negara tersebut mulai memutar kembali kebijakan nol-COVID pada awal Desember.
Pencabutan pembatasan China akan meningkatkan permintaan minyak global ke rekor tertinggi tahun ini, menurut Badan Energi Internasional (IEA), sementara sanksi batas harga terhadap Rusia dapat mengurangi pasokan.
Rystad Energy, seorang konsultan, mengatakan dampak sanksi terhadap ekspor minyak mentah Rusia setelah 1,5 bulan embargo Uni Eropa dan pembatasan harga G7 tidak separah yang diperkirakan beberapa orang.
Rystad mengatakan kehilangan sekitar 500.000 barel per hari dan India dan China tetap menjadi pembeli utama minyak mentah Rusia.
Para analis memperkirakan penarikan stok minyak mentah AS sekitar 600.000 barel pekan lalu, jajak pendapat Reuters menunjukkan, yang dapat memberikan beberapa dukungan harga.
American Petroleum Institute (API) akan merilis data industri pada pukul 16.30 waktu setempat (21.30 GMT). Pemerintah AS akan melaporkan data persediaan pada Kamis pukul 11.00 waktu setempat. Kedua laporan mingguan tersebut ditunda sehari karena hari libur federal Hari Martin Luther King pada Senin (16/1/2023).
Baca juga: Minyak melonjak di Asia didorong optimisme atas pemulihan China
Baca juga: Rubel sedikit menguat terhadap dolar, ditopang kenaikan harga minyak
Baca juga: Minyak perpanjang di Asia karena optimisme pemulihan permintaan China
Penerjemah: Apep Suhendar
Editor: Faisal Yunianto
Copyright © ANTARA 2023