London (ANTARA News) - Harga minyak dunia naik Kamis ketika gangguan kilang AS menghidupkan kembali kekhawatiran pasokan bahan bakar motor, sedangkan kekhawatiran tak mau hilang terkait produsen minyak mentah besar Iran, kata para pedagang. Di London, lapor AFP, minyak mentah Laut Utara Brent untuk pengiriman Juni bertambah 41 sen menjadi 72,85 dolar per barel dalam perdagangan elektronik. Kontrak utama New York, minyak mentah light sweet untuk pengiriman Juni, naik 42 sen menjadi 72,55 dolar per barel dalam perdagangan elektronik sebelum pembukaan resmi pasar AS. Perdagangan berjangka minyak mentah naik Kamis, "memperbesar perolehan dari kemarin ketika masalah kilang bertentangan dengan bertambahnya cadangan bensin yang secara mengejutkan besar", para analis perusahaan pialang Sucden mengatakan. Harga minyak pada awalnya turun Rabu menyusul berita tentang kesehatan cadangan energi di Amerika Serikat namun ditutup lebih tinggi lebih dari satu dolar setelah dua kilang penting AS terkena penghentian produksi. "Berita tentang masalah di kilang Valeros Texas City dan kilang ConocoPhillips Bayway di New Jersey memicu kenaikan (Rabu) karena hal itu menghidupkan kembali kekawatiran kemacetan kilang yang muncul lagi tahun ini, sebelum musim badai bahkan terjadi," para analis Sucden menambahkan. Bensin atau petrol kini menjadi fokus utama pasar karena apa yang dikenal musim perjalanan AS mulai pada akhir Mei -- saat permintaan mencapai puncak akibat banyak orang Amerika bepergian dengan kendaraan selama masa liburan mereka. Harga minyak tinggi belakangan ini disebabkan pula oleh kekawatiran pasokan global terkait dengan Iran, penghasil minyak mentah terbesar keempat dunia, yang ambisi nuklir nuklirnya telah memicu krisis diplomatik. Sementara itu Departemen Energi AS mengatakan Rabu bahwa cadangan bensin selama minggu hingga 5 Mei naik dengan 2,4 juta barel menjadi 205,1 juta barel -- lebih dari dua kali lipat perkiraan para analis. Namun, permintaan bensin AS meningkat dengan 2,7 persen selama minggu itu. Cadangan bahan bakar motor AS masih 3,8 persen lebih rendah daripada pada tahap yang sama tahun lalu. Faktor lain yang mendukung harga tinggi adalah persyaratan pemerintah AS tahun ini bagi pengilang supaya mengganti additif MTBE, yang diakui beresiko bagi kesehatan, dengan ethanol ke dalam bahan bakar. Para analis kawatir bahwa persyaratan tersebut, yang pengilang coba untuk penuhi menjelang musim panas di belahan utara, mungkin memperlambat produksi tahun ini. Menyangkut Iran, para partisipan pasar juga kawatir bahwa republik Islam itu akan memangkas ekspor dan menyebabkan harga minyak meroket jika tindakan diambil terhadap program energi nuklirnya yang dipersengketakan. Ketua nuklir PBB Mohamed ElBaradei mengatakan Kamis ia tidak "optimistis" dengan kenyataan bahwa Washington memberi sekutu Eropanya lebih banyak waktu untuk mengupayakan solusi terhadap krisis tersebut. Rabu Amerika Serikat, yang telah gagal memenangkan dukungan bagi sanksi PBB terhadap Iran, mengumumkan pihaknya akan memberi sekutu Eropanya "dua minggu" untuk menyusun pendekatan baru untuk mempengaruhi Tehran agar menghentikan aktivitas nuklirnya. Iran, pemain terbesar kedua dalam Organisasi Negera Negara Pengekspor Minyak setelah Arab Saudi yang utama, mengekspor sekitar 2,6 juta berel minyak mentah per hari.(*)

Editor: Heru Purwanto
Copyright © ANTARA 2006