Jakarta (ANTARA) - Wirausaha sosial asal Indonesia yang memberdayakan perempuan dan menjaga kelangsungan lingkungan hidup pada industri fesyen, SukkhaCitta, meraih hibah dari DBS Foundation, yang akan digunakan untuk mengembangkan proyek kapas regeneratif "Mama Kapas".

"Dana ini akan kami gunakan untuk riset dan pengembangan, terutama untuk proyek kapas regeneratif 'Mama Kapas', yang meliputi pelatihan dan field visit di beberapa wilayah Indonesia Timur, serta pengolahan kain kapas menjadi berbagai macam produk yang bisa dijual," kata Founder SukkhaCitta Denica Riadini-Flesch dalam acara pemberian dana hibah DBS Foundation (DBSF) Grant 2022 di Jakarta, Rabu.

Melalui program Mama Kapas, wirausaha sosial itu ingin kembali meningkatkan kapas organik ke Indonesia Timur dengan memulihkan tanah melalui pemanfaatan kearifan lokal dan tidak menggunakan bahan kimia serta menciptakan penghidupan yang lebih baik bagi perempuan yang paling membutuhkannya.

SukkhaCitta menjadi salah satu dari 23 penerima hibah program DBSF Grant 2022 yang berada di kawasan Asia yang terdiri atas 15 wirausaha sosial dan delapan usaha kecil dan menengah (UKM).

Sebanyak tiga juta dolar Singapura disalurkan kepada seluruh 23 penerima hibah yang terpilih dari lebih 900 pelamar program hibah tersebut.

Secara keseluruhan, 23 penerima hibah itu berpotensi memberikan dampak positif kepada lebih dari dua juta orang dan mata pencaharian, mengurangi emisi gas rumah kaca sebanyak 319 ton, memangkas lebih dari 132.000 ton limbah makanan, dan menyediakan 1.000 juta liter air bersih.

Vice President Communication and CSR PT Bank DBS Indonesia Riany Agustina Warganegara mengatakan pemberian hibah tersebut merupakan komitmen DBS Foundation untuk memberdayakan dan menumbuhkembangkan wirausaha sosial dan UKM di kawasan Asia, dengan tujuan memaksimalkan solusi inovatif mereka untuk mengatasi masalah sosial dan lingkungan.

"Ini merupakan wujud komitmen kami membina para wirausaha sosial dan UKM yang mau bertransformasi ke bisnis berkelanjutan dan menciptakan dampak positif terhadap bumi," ujarnya.

SukkhaCitta bergerak di industri slow fashion untuk menciptakan perbaikan ekonomi kepada para perempuan perajin dan petani di pedesaan sambil menjaga kelestarian tradisi dan regenerasi bumi.

Selama tujuh tahun berdiri, wirausaha sosial itu membangun kesejahteraan perempuan di desa yang sebagian besar adalah ibu melalui peningkatan pendapatan mereka sebanyak 60 persen dan membantu lebih dari 1.400 anggota keluarga untuk memiliki kehidupan yang layak.

SukkhaCitta juga berkontribusi mengurangi jejak karbon dengan memangkas 25 metrik ton emisi gas rumah kaca serta mencegah lebih dari satu juta limbah air dengan menggunakan 100 persen pewarna alami untuk tiap pakaiannya.

Di Indonesia, sejak 2015 DBS Foundation telah membantu mengembangkan kapasitas dan keterampilan 60 wirausaha sosial melalui program pendampingan dan telah menyalurkan lebih dari 1,5 juta dolar Singapura kepada 14 wirausaha sosial untuk mendukung dan membantu mereka mengembangkan bisnisnya.

Baca juga: SukkhaCitta raih sertifikasi B Corp
Baca juga: DBS sebut BI akan kembali naikkan suku bunga acuan di Desember 2022
Baca juga: Ekonom DBS perkirakan pertumbuhan ekonomi RI bisa lima persen di 2023
Baca juga: SukkhaCitta ajak telusuri asal usul pakaian dengan kearifan lokal

Pewarta: Martha Herlinawati Simanjuntak
Editor: Biqwanto Situmorang
Copyright © ANTARA 2023