Beijing (ANTARA) - Perekonomian China tetap mencatat pembukuan yang stabil meskipun masih berada di bawah tekanan pemulihan akibat pandemi COVID-19 dan kompeksnya lingkungan eksternal.
Biro Statistik Nasional (National Bureau of Statistics/NBS) China pada Selasa (17/1) mengemukakan Produk Domestik Bruto (PDB) China tumbuh 3 persen secara tahunan (year on year/yoy) ke rekor tertinggi 121,0207 triliun yuan (1 yuan = Rp2.240) atau sekitar 17,95 triliun dolar AS (1 dolar AS = Rp15.019) pada 2022.
Pada kuartal keempat, PDB negara itu meningkat 2,9 persen (yoy).
"Perekonomian nasional terus berkembang meski adanya tekanan ke bawah, output ekonomi mencapai tingkat baru, lapangan kerja dan harga secara umum tetap stabil, kehidupan masyarakat terus ditingkatkan, pencapaian baru terjamin dalam pembangunan berkualitas tinggi, serta pembangunan ekonomi dan sosial secara keseluruhan juga tetap stabil dan sehat," ungkap Kang Yi, kepala NBS, dalam sebuah konferensi pers.
Namun, fondasi pemulihan ekonomi domestik tidak terlalu kokoh karena situasi internasional yang masih kompleks dan berat sementara tiga tekanan domestik, yakni penyusutan permintaan, guncangan pasokan, dan ekspektasi yang melemah, masih membayangi, kata Kang.
China akan menjadikan stabilitas ekonomi sebagai prioritas utama dan mengejar kemajuan sembari memastikan stabilitas tahun ini, ujarnya.
Pewarta: Xinhua
Editor: Junaydi Suswanto
Copyright © ANTARA 2023