Jakarta (ANTARA News) - Dirut PT Aneka Tambang, Aditya Sumanagara, memproyeksikan pendapatan perseroan itu pada akhir 2006 akan mencapai sekitar Rp5 triliun, melonjak dari sekitar Rp3,29 triliun pada akhir 2005. "Pendapatan diproyeksikan meningkat, dengan catatan asumsi harga nikel di pasar internasional tetap bagus pada kisaran 6-8 dolar AS per ton," kata Aditya, usai diskusi bertajuk "Ekspansi Bisnis BUMN dan Strategi Pembiayaan", di Jakarta, Kamis. Ia mengatakan, harga nikel saat ini cukup bagus atau mendekati sekitar 8 dolar AS per ton, sedangkan harga emas mencapai sekitar 700 dolar AS per troy ounce. (1 troy ounce = 31,103 gram--red). "Mudah-mudahan tahun ini (2006) menjadi tahun bagus bagi perusahaan," katanya. Ia juga mengatakan, mundurnya penyelesaian proyek pabrik FeroNikel (FeNi) III di Pomalaa yang dijadwalkan pada 2006, yang menelan investasi sekitar 320 juta dolar AS, tidak terlalu mengganggu kinerja perusahaan secara signifikan. Menurutnya, Antam merupakan perusahaan pertambangan terkemuka di Indonesia, mencakup multi komoditi yaitu nikel, emas dan bauksit, dengan mengintegrasikan kegiatan eksplorasi, penambangan, pengolahan dan pemurnian, pengangkutan, dan pemasaran. Belanja barang modal Antam pada 2006, kata Aditya, mencapai 50 juta dolar AS.(*)
Editor: Heru Purwanto
Copyright © ANTARA 2006