Jakarta (ANTARA) - Menteri Ketenagakerjaan (Menaker) Ida Fauziyah menyebutkan bahwa tingkat pendidikan rendah menjadi salah satu tantangan dalam penurunan pengangguran di Indonesia.

"Jadi, karena tingkat pendidikan rendah, mereka tidak memiliki harapan untuk memiliki pekerjaan," ujar Menaker Ida dalam Rakornas Kepala Daerah dan Forum Kordinasi Pimpinan di Daerah (Forkompimda) bertema "Kebijakan Ketenagakerjaan dalam Pengurangan Angka Pengangguran" di Sentul International Covention Center, Bogor, Jawa Barat, Selasa.

Ia mengemukakan, dari total 8,4 juta orang pengangguran, sebanyak 2,8 juta atau 33,45 persen mengalami hopeless of job atau pengangguran yang merasa tidak mungkin memperoleh pekerjaan.

Baca juga: Kemnaker perkuat kebijakan pasar tenaga kerja antisipasi 2023

Dari 2,8 juta orang pengangguran yang mengalami situasi hopeless of job tersebut, sekitar 76,90 persen berpendidikan rendah (lulusan SMP ke bawah).

"Ini mengindikasikan tingkat pendidikan mereka tidak mampu menyiapkan mereka memasuki pasar kerja, baik pendidikan yang rendah maupun kompetensi mereka," tuturnya.

Ida menambahkan, tantangan selanjutnya dalam penurunan pengangguran adalah tekanan untuk meningkatkan penciptaan lapangan kerja, khususnya di sektor formal.

Baca juga: Menaker: UMKM berperan penting dalam mengatasi pengangguran

Untuk tantangan lainnya adalah adanya nilai budaya kerja baru. "Generasi Y dan Z yang masuk dalam pasar kerja telah membawa nilai-nilai budaya kerja baru. Misalnya nilai work-life-balance, pekerjaan yang bermakna dan worktainment," kata Ida Fauziyah.

Selain itu, kata dia, juga terdapat tantangan keempat, yakni risiko mismatched (ketidaksesuaian antara supply and demand) akibat digitalisasi.

"Digitalisasi mendorong perubahan permintaan keterampilan kerja, pola hubungan kerja, serta waktu dan tempat bekerja yang semakin fleksibel," ujarnya.

Baca juga: Menaker: Jumlah pengangguran terbuka alami penurunan

Ida Fauziyah menambahkan, kunci untuk mengatasi pengangguran di pasar kerja yakni menciptakan pasar tenaga kerja yang inklusif.

"Kemenaker telah membuat kebijakan Active Labour Market Policy (AMLP) untuk menciptakan pasar kerja yang inklusif dan penurunan pengangguran," tuturnya.

Pewarta: Zubi Mahrofi
Editor: Bambang Sutopo Hadi
Copyright © ANTARA 2023