Kairo (ANTARA) - China siap memperkuat komunikasi dan koordinasi dengan negara-negara Arab untuk mengimplementasikan hasil Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) China-Arab pertama, demikian disampaikan Menteri Luar Negeri (Menlu) China Qin Gang di Kairo, Mesir, pada Minggu (15/1).

KTT tersebut sukses diselenggarakan dengan hasil yang bermanfaat, kata Qin saat menemui awak media bersama Sekretaris Jenderal Liga Arab (Arab League) Ahmed Aboul Gheit.

"Tiga dokumen penting dikeluarkan, yakni Deklarasi Riyadh dari KTT China-Arab Pertama, Garis Besar Rencana Kerja Sama Komprehensif antara China dan Negara-Negara Arab, serta dokumen tentang memperdalam kemitraan strategis China-Arab untuk perdamaian dan pembangunan," ujar Qin.

Dia menambahkan kedua belah pihak juga sepakat untuk mengerahkan segala upaya guna membangun komunitas China-Arab dengan masa depan bersama di era baru.

"Ke depannya, China siap memperkuat komunikasi dan koordinasi dengan negara-negara Arab untuk mengimplementasikan hasil KTT itu," kata Qin.

Pertama, China dan negara-negara Arab harus bersama-sama meneruskan semangat persahabatan bilateral yang bercirikan solidaritas dan saling membantu, kesetaraan dan saling menguntungkan, serta inklusivitas dan pembelajaran timbal balik.

Kedua belah pihak harus menjunjung tinggi kemandirian, berfokus pada pembangunan ekonomi, menjaga perdamaian regional, serta memperkuat pertukaran antarperadaban, sehingga dapat membuat kemajuan yang solid dalam membangun sebuah komunitas China-Arab dengan masa depan bersama dan berkontribusi dalam pembangunan komunitas dengan masa depan bersama bagi umat manusia, kata Menlu China itu.

Kedua, China dan negara-negara Arab harus bersama-sama mengimplementasikan semangat Deklarasi Riyadh.

Deklarasi tersebut menekankan upaya untuk mempertahankan tatanan internasional dan multilateralisme berdasarkan hukum internasional; mempromosikan nilai-nilai bersama tentang perdamaian, pembangunan, kejujuran, keadilan, demokrasi, dan kebebasan seluruh umat manusia; menentang politisasi dan pemanfaatan isu-isu hak asasi manusia serta tindakan mencampuri urusan dalam negeri negara lain; menjunjung tinggi konsep keamanan bersama yang komprehensif, kooperatif, dan berkelanjutan.

"Selain itu untuk memperkuat upaya antiterorisme; menentang standar ganda dalam perang melawan terorisme; memperkuat dialog antarperadaban; menjaga keragaman peradaban; serta menentang teori benturan peradaban," ujarnya.

Qin menambahkan bahwa kedua belah pihak harus bersama-sama menjunjung tinggi semangat tersebut, menjaga kejujuran dan keadilan internasional, serta menjaga kepentingan bersama negara-negara berkembang.

Ketiga, kedua belah pihak perlu bekerja sama untuk meraih lebih banyak hasil dari kerja sama praktis.

Garis Besar Rencana Kerja Sama Komprehensif China-Arab mencakup 182 langkah kerja sama di 18 bidang, termasuk politik, perdagangan dan ekonomi, serta investasi dan keuangan.

Sementara itu, delapan inisiatif kerja sama utama untuk kerja sama praktis China-Arab yang diusulkan oleh Presiden China Xi Jinping mencakup 56 langkah kerja sama di delapan bidang, yakni dukungan pembangunan, ketahanan pangan, kesehatan masyarakat, inovasi hijau, ketahanan energi, dialog antarperadaban, pengembangan pemuda, serta keamanan dan stabilitas, yang memenuhi kebutuhan pembangunan dan kepentingan pihak Arab, kata Qin.

China akan membentuk sebuah mekanisme kerja yang efektif dengan negara-negara Arab guna mengimplementasikan langkah-langkah kerja sama yang disebutkan tersebut satu per satu, mempercepat proyek kerja sama yang matang untuk pembangunan, serta mengupayakan hasil-hasil yang lebih awal, kata Qin.


Pewarta: Xinhua
Editor: Hanni Sofia
Copyright © ANTARA 2023