"Saya menyerukan agar masyarakat internasional melipatgandakan upaya dalam menggenjot perekonomian dan memulihkan layanan dasar di Yaman," kata Griffiths.
Upaya tersebut juga akan membantu mengurangi kebutuhan kemanusiaan serta skala dan biaya operasi bantuan jangka panjang, kata perwakilan PBB untuk perdamaian Yaman itu dalam sesi pengarahan Dewan Keamanan PBB terkait Yaman.
Dalam beberapa bulan terakhir, lanjutnya, terdapat tanda-tanda peningkatan ketegangan ekonomi di antara para pihak dan berpotensi merugikan warga Yaman dan operasi bantuan.
"Kami mengetahui berdasarkan pengalaman bahwa penurunan kecil dalam perekonomian Yaman dapat menimbulkan efek riak yang besar bagi jutaan warga," tambahnya.
Meskipun apresiasi nilai tukar sempat terjadi tahun lalu, rial Yaman kini diperdagangkan di level 1.250 terhadap dolar Amerika Serikat di area-area yang dikuasai pemerintah. Angka tersebut menjadi level terendah sejak gencatan senjata diumumkan awal April 2022.
"Saya mendesak semua pihak melakukan segala sesuatu yang memungkinkan demi menghindari tindakan apa pun yang berpotensi untuk semakin mengganggu stabilitas ekonomi atau berdampak negatif terhadap kebutuhan kemanusiaan atau responsnya," jelasnya.
Terkait situasi kemanusiaan di Yaman, Griffiths menyebutkan kekhawatirannya bahwa 2023 masih akan menjadi tahun yang sangat berat bagi masyarakat Yaman. Perekonomian negara itu juga terus melemah dan sejumlah layanan dasar berada di ujung tanduk.
Pada 2023, menurut dia, sebanyak 21,6 juta warga di seluruh Yaman diperkirakan akan membutuhkan bantuan kemanusiaan dan layanan perlindungan.
"Saya mendesak masyarakat internasional untuk terus mendukung masyarakat Yaman tahun ini dengan memberikan bantuan kemanusiaan yang melimpah dan membantu mempersempit kesenjangan pendanaan untuk program-program penyelamatan nyawa," ujar Griffiths.
Pewarta: Xinhua
Editor: Fransiska Ninditya
Copyright © ANTARA 2023