Meski usulan tersebut menuai pro dan kontra, Sandiaga dalam The Weekly Brief with Sandi Uno yang dipantau secara daring di Jakarta, Senin, mengungkapkan pihaknya optimis libur di hari kejepit bisa meningkatkan produktivitas dan membuat pikiran menjadi lebih fresh.
“Dan telah terbukti melalui studi bahwa setelah long weekend itu kembali fresh dan produktivitasnya lebih tinggi, dan itu sudah ada acuan dari keilmuannya,” kata dia.
Adapun optimalisasi hari libur kejepit telah diajukan ke Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Republik Indonesia.
“Sudah kami ajukan juga di Kemenpan-RB, memang ada di Bu Nia Deputi Bidang Kebijakan Strategis bolanya ini, bagaimana kita tahun ini dimulai mungkin dengan beberapa dulu, jangan semua hari libur,” ungkapnya
Ia menjelaskan dalam Harpitnas tersebut, hari libur yang jatuh hari Sabtu bakal dikedepankan hari Jumat, atau dimundurkan di hari Senin apabila jatuh di hari Minggu. Sementara pada perayaan agama bisa di hari itu sendiri.
“Ini dampaknya bisa semakin dilihat dari lebih lama waktu untuk melakukan pergerakan wisatawan,” paparnya.
Sementara bagi industri apabila merasa ada beban karena bertambahnya hari libur, hal ini menurutnya dapat disesuaikan sesuai kondisi.
“Kami terbuka kalau memang ada beban tambahan itu juga harus ada bagaimana kita berikan insentif untuk industri agar tidak terbebani,” ujarnya.
Harpitnas, lanjut dia juga diharapkan menjadi tambahan libur panjang yang menyumbang pergerakan wisatawan yakni wisata pada masa Lebaran, Natal dan tahun baru serta libur sekolah.
sekarang masih digodok saya usul ada satu-dua (hal) untuk digodok sehingga ada tambahan liburan panjang yang selama ini menjadi penyumbang pergerakan wisatawan Nusantara,” imbuhnya.
Baca juga: Sandiaga: Wisata spontan naik 14 persen pada 2022, jadi tren wisata
Baca juga: Tren thrifting digemari, Sandiaga: Jadi peluang ekraf dalam negeri
Pewarta: Sinta Ambarwati
Editor: Triono Subagyo
Copyright © ANTARA 2023