"Beberapa pelaku pengrusakan saat ini sudah diamankan kurang lebih ada 71 yang telah diamankan dan 17 orang sudah ditetapkan sebagai tersangka," kata dia, dalam keterangan pers di Jakarta, Senin.
Baca juga: GNI lakukan investigasi terkait kerusuhan di Kawasan Industri
Polisi bersama TNI, kata dia, telah menurunkan personel 548 orang dan dua satuan setingkat kompi (SSK) Brimob pusat untuk membantu pengamanan usai bentrokan yang merenggut dua nyawa tersebut.
Penurunan personel itu menyusul rencana PT GNI kembali beroperasi mulai Selasa (17/1) pagi.
Baca juga: Pansus: TKA di Surabaya dikenakan retribusi berdasarkan jumlah jabatan
Aksi unjuk rasa anarkis di lokasi industri pengolahan nikel (smelter) PT Gunbuster Nickel Industri (GNI) di Desa Bunta, Kecamatan Petasia Timur, Sulawesi Tengah, terjadi pada Sabtu (14/1) siang sampai malam hari.
Akibat peristiwa itu, dua orang korban meninggal dunia, yaitu seorang tenaga kerja lokal dan seorang tenaga kerja asing (TKA) serta kerugian material.
Baca juga: Kemenkumham Kalsel pantau 50 TKA PT Conch lewat Simpora
Menurut dia, bentrokan di PT GNI dipicu adanya provokasi untuk mogok kerja.
"Ada masalah industrial yang saat itu sedang dirundingkan dan kemudian muncul viral seolah-olah terjadi pemukulan oleh TKA (tenaga kerja asing) terhadap tenaga kerja Indonesia sehingga ini yang memunculkan pengaruh provokasi dan kemudian mengakibatkan terjadinya penyerangan," kata dia.
Baca juga: DPRD Batam temukan 15 TKA asal Tiongkok bekerja tanpa izin
Ia mengimbau seluruh masyarakat, termasuk para karyawan PT GNI agar tidak mudah terprovokasi dengan isu-isu yang belum tentu jelas kebenarannya.
Menurut dia, di PT GNI ada sekitar 1.300 orang tenaga kerja asing dan 11.000 pekerja lokal. Jumlah pekerja lokal rencananya akan bertambah hingga menjadi sekitar 30.000 orang.
Baca juga: TKA yang viral karena berpakaian ala militer dipulangkan ke negaranya
Pewarta: Mentari Dwi Gayati
Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2023