Pernyataan Paetongtarn Shinawatra itu muncul saat kubu oposisi berusaha merebut kekuasaan kembali setelah digulingkan lewat kudeta delapan tahun lalu.
Paetongtarn, yang juga keponakan Yingluck Shinawatra, pemimpin Thailand yang digulingkan oleh militer, akan mengikuti pencalonan dengan Partai Pheu Thai, inkarnasi terbaru dari gerakan populis yang didirikan oleh keluarganya yang kaya raya dua dekade lalu.
"Ya, saya siap," ucapnya kepada wartawan Senin di timur laut Thailand, daerah pedesaan pendukung besar klan Shinawatra sejak pemilihan 2001.
"Kami ingin partai menang besar dalam pemilihan sehingga kami dapat merealisasikan janji kami kepada rakyat," katanya.
Partai Pheu Thai, yang populer di kalangan pekerja pedesaan dan urban, memenangi sebagian besar kursi pada pemilu 2019 tetapi gagal membentuk pemerintahan.
Pemerintah yang setia pada klan Shinawatra telah disingkirkan oleh militer atau aturan yudisial, menambah rumit krisis politik yang tampaknya terus terjadi di Thailand selama lebih dari 17 tahun.
Paetongtarn (36) telah mengikuti kampanye-kampanye dan memimpin dalam jajak pendapat kandidat PM dalam beberapa bulan ini, mengungguli petahana Prayuth Chan-ocha, yang pemimpin militernya menggulingkan pemerintahan Yingluck.
Baik Yingluck dan Thaksin tinggal di luar negeri untuk menghindari hukuman penjara yang dijatuhkan di bawah kekuasaan militer.
Prayuth telah berkuasa sejak 2014, diawali sebagai pemimpin junta kemudian menjadi PM terpilih oleh parlemen setelah pemilu 2019.
Para kritikus mengatakan pemilu tersebut digelar dengan aturan yang membuat Prayuth tetap berkuasa, tetapi dia bersikeras mendapatkan posisi itu secara adil.
Prayuth (68) bergabung dengan partai baru bernama Persatuan Bangsa Thailand minggu lalu dan mengisyaratkan untuk tetap menjadi perdana menteri.
Dia belum membubarkan parlemen dan pemilihan harus diadakan pada Mei.
Sumber: Reuters
Baca juga: Putri Raja Thailand belum sadarkan diri lebih dari tiga pekan
Baca juga: Thailand janjikan perlakuan sama bagi pelancong asing
Penerjemah: Yoanita Hastryka Djohan
Editor: Anton Santoso
Copyright © ANTARA 2023