Perusahaan energi besar seperti BP, Chevron, dan Saudi Aramco termasuk di antara 1.500 pebisnis yang berkumpul pada pertemuan tahunan itu, yang mendiskusikan ancaman-ancaman global seperti perubahan iklim sebagai agendanya.
Pertemuan para pemimpin politik dan bisnis global tersebut dibuka secara resmi di Davos, Swiss, Senin.
"Kami menuntut aksi iklim yang konkret dan nyata," kata Nicolas Siegrist (26), pemimpin partai Sosialis Muda di Swiss, yang mengatur protes tersebut.
"Mereka akan berada di ruangan yang sama dengan para pemimpin negara dan mereka akan mendorong kepentingan mereka," kata Siegrist tentang keterlibatan perusahaan-perusahaan energi dalam pertemuan WEF itu.
Lebih dari 100 demonstran berkumpul di Davos sambil berteriak, "ubah makananmu demi iklim, makanlah orang-orang kaya".
Beberapa dari mereka mencemooh perusahaan-perusahaan minyak yang disebut dalam sebuah orasi.
"Saya tahu bahwa beberapa dari perusahaan tersebut terlibat dalam energi alternatif, tetapi saya pikir pemerintah dan subsidi mereka harus lebih mendukung energi alternatif," kata Heather Smith, anggota dari organisasi bernama 99%.
Smith memegang poster bertuliskan "Hentikan Rosebank", sebuah ladang minyak dan gas di Laut Utara yang dia berusaha hentikan.
Peningkatan suku bunga membuat pengembang energi terbarukan kesulitan mencari pembiayaan dan memberikan keunggulan kompetitif kepada perusahaan-perusahaan energi tradisional yang kaya.
"Masih terlalu banyak uang yang dihasilkan dari investasi bahan bakar fosil," tambahnya.
Sumber: Reuters
Baca juga: Greta Thunberg ditahan polisi dalam unjuk rasa di Jerman
Baca juga: Sekjen PBB serukan aksi iklim
Baca juga: Bill Gates bicara iklim, sebut target 1,5C tak lagi bisa dicapai
Penerjemah: Fadhli Ruhman
Editor: Anton Santoso
Copyright © ANTARA 2023