Singapura (ANTARA) - Dolar jatuh ke level terendah tujuh bulan terhadap mata uang utama lainnya pada Senin sore, sementara yen naik ke puncak selama tujuh bulan, karena para pedagang meningkatkan taruhan bahwa bank sentral Jepang (BoJ) mungkin membuat perubahan lebih lanjut pada kebijakan pengendalian imbal hasil pada pertemuan minggu ini.

Aussie menembus level kunci 0,7000 dolar AS untuk pertama kalinya sejak Agustus, dan terakhir naik 0,29 persen menjadi 0,6995 dolar, setelah menguat setinggi 0,7019 dolar AS di awal sesi.

Demikian pula euro mencapai puncak baru sembilan bulan di 1,0874 dolar, dan terakhir diperdagangkan 0,23 persen lebih tinggi di 1,08565 dolar.

Terhadap sekeranjang mata uang, indeks dolar AS merosot ke terendah tujuh bulan di 101,77, karena greenback memperpanjang aksi jualnya dari minggu lalu setelah data menunjukkan bahwa harga konsumen AS turun untuk pertama kalinya dalam lebih dari 2,5 tahun pada Desember. Indeks terakhir 0,3 persen lebih rendah pada 101,95.

Dengan inflasi tertinggi puluhan tahun di ekonomi terbesar dunia menunjukkan tanda-tanda pendinginan, investor sekarang semakin yakin bahwa Fed mendekati akhir siklus kenaikan suku bunga, dan bahwa suku bunga tidak akan setinggi yang dikhawatirkan sebelumnya.

"Konfirmasi perlambatan tekanan harga membangun harapan bahwa IHK (indeks harga konsumen) bisa jatuh lebih jauh dalam beberapa bulan mendatang," kata analis di OCBC, dikutip dari Reuters.

"Tren disinflasi yang mengakar dapat memperkuat ekspektasi bahwa Fed dapat kembali mengurangi laju kenaikannya di luar pertemuan FOMC Februari atau bahkan memposisikan diri untuk jeda sebelumnya atau berubah arah menjadi dovish."

Kenaikan suku bunga agresif The Fed telah menjadi pendorong besar lonjakan 8,0 persen greenback tahun lalu.

Pasar sekarang memperkirakan peluang 91 persen untuk kenaikan 25 basis poin ketika Fed mengumumkan keputusan kebijakannya pada Februari, dengan peluang 9,0 persen untuk kenaikan 50 basis poin.

Yen Jepang naik ke puncak lebih dari tujuh bulan pada Senin, karena sentimen pasar didominasi oleh ekspektasi bahwa BoJ akan melakukan penyesuaian lebih lanjut, atau sepenuhnya meninggalkan kebijakan kontrol imbal hasil ketika mengumumkan keputusan kebijakan moneternya pada Rabu (18/1/2023).

Yen melonjak sekitar 0,5 persen ke level tertinggi 127,215 per dolar, dan terakhir dibeli 127,67 per dolar.

"Saya pikir seluruh dunia akan fokus pada Rabu (17/1/2023)... dan mungkin minggu di G10 (mata uang) akan ditentukan oleh apa yang terjadi pada yen dan persilangan yen," kata Ray Attrill, kepala strategi valas di National Australia Bank (NAB).

"Saya tidak berpikir (BoJ) memiliki waktu untuk mengatakan bahwa mereka akan menilai dan menunggu sampai kuartal kedua atau Kuroda untuk meninggalkan masa jabatannya tanpa membuat perubahan lebih lanjut."

Gubernur BoJ saat ini Haruhiko Kuroda akan mengundurkan diri pada April.

Investor telah menekan BoJ untuk beralih dari kebijakan moneter ultra-longgar, yang menyebabkan imbal hasil obligasi pemerintah 10 tahun Jepang menembus batas atas baru bank sentral untuk dua sesi.

Kebijakan kontrol kurva imbal hasil BoJ berkontribusi terhadap penurunan yen sebesar 12 persen tahun lalu, dan sejak keputusan mengejutkan bank sentral Desember lalu untuk memperluas batasan di sekitar target imbal hasil, yen telah melonjak lebih dari 6,0 persen.

Di tempat lain, pound Inggris terakhir 0,23 persen lebih tinggi di 1,2262 dolar, setelah sebelumnya mencapai puncak satu bulan di 1,2288 dolar.

Kiwi naik 0,34 persen menjadi 0,64065 dolar, setelah menyentuh puncak satu bulan di 0,64255 dolar di awal sesi.

Pasar AS tutup pada Senin untuk hari libur umum membuat perdagangan tipis.

Baca juga: Yuan terangkat 157 basis poin menjadi 6,7135 terhadap dolar AS
Baca juga: Yen menguji tertinggi 7-bulan jelang keputusan kebijakan BoJ
Baca juga: Dolar goyah di Asia, inflasi AS picu harapan jalur bunga Fed melambat

Penerjemah: Apep Suhendar
Editor: Kelik Dewanto
Copyright © ANTARA 2023