Jakarta (ANTARA) - Corporate Communications Director Danone Indonesia, Arif Mujahidin mengatakan masalah lingkungan harus diatasi melalui kolaborasi lintas sektor dalam implementasi ekonomi sirkular serta pengelolaan sampah yang terintegrasi.

"Kami menyadari hal ini merupakan tantangan bersama yang sangat kompleks. Untuk itu diperlukan kolaborasi lintas sektor dan kontribusi yang nyata dan kuat dari seluruh pihak. Dengan sinergi yang baik, pengelolaan sampah plastik yang komprehensif, ekosistem pengelolaan yang mumpuni serta partisipasi aktif semua pihak, kami yakin bahwa target yang dicanangkan pemerintah dapat tercapai," kata Arif Mujahidin dalam siaran pers pada Minggu.

Danone AQUA sudah mempelopori inisiatif pengelolaan sampah plastik sejak tahun 1993 dengan program AQUA PEDULI (Pengelolaan Daur Ulang Limbah Plastik) untuk menarik kembali kemasan plastik paska konsumsi yang selanjutnya dicacah dan diekspor ke luar negeri.

Pada 2006, Danone AQUA sudah mencetuskan program AQUA Lestari sebagai payung inisiatif keberlanjutan Grup AQUA yang diwujudkan dalam program-program sosial lingkungan dari hulu ke hilir.

Dalam pengelolaan sampah kemasan plastik, Danone AQUA berambisi untuk mengambil kembali lebih banyak sampah kemasan plastik dari yang dihasilkan pada tahun 2030.

Hal ini merupakan komitmen untuk berkontribusi menyelesaikan masalah sampah di Indonesia, termasuk dengan mendukung program Pemerintah Republik Indonesia dalam mengurangi sampah plastik di laut sebanyak 70 persen pada tahun 2025.

Untuk mencapai tujuan tersebut banyak kegiatan lingkungan yang sudah dilakukan Danone AQUA. Di antaranya, pembangunan Tempat Pengolahan Sampah Terpadu (TPST) Sampahku Tanggung Jawabku (Samtaku) yang berlokasi di Jimbaran, Bali.

Dibangun di atas lahan seluas 5000m², pembangunan fasilitas ini merupakan kolaborasi antara Danone-AQUA dan PT Reciki Mantap Jaya (Reciki), selaku pelaksana operasional TPST, didukung Pemerintah Kabupaten Badung, Pemerintah Provinsi Bali, dan berbagai institusi serta komunitas yang turut bergerak dalam upaya pengelolaan sampah di Bali.

Dengan kapasitas pengelolaan sampah maksimum mencapai 120 ton/hari, TPST Samtaku Jimbaran ini menjadi TPST terbesar di Bali.

Sebagai bagian dari upaya untuk terus memperkuat komitmen dalam pengurangan dan pengelolaan sampah plastik, Danone AQUA juga bekerjasama dengan United Nations Development Programme (UNDP) dan Tim Koordinasi Nasional Penanganan Sampah Laut (TKN PSL) dalam mendukung program Gerakan Sedekah dan Kolekte Sampah Indonesia (GRADASI).

Diluncurkan sejak April 2021, hingga akhir tahun lalu, GRADASI telah berhasil mengumpulkan sekitar 90 ton sampah dengan melibatkan 100 masjid, 35 gereja, 92 sekolah dan 98 pesantren di wilayah Jawa, Gorontalo, Tapanuli, Lombok dan Labuan Bajo.

Kedepannya, GRADASI diharapkan dapat turut melibatkan rumah ibadah lain seperti Pura, Klenteng dan Vihara di Indonesia.

Dalam kesempatan yang sama, Direktur Jenderal Pengelolaan Sampah, Limbah dan B3 (PSLB3) KLHK, Rosa Vivien Ratnawati menyambut baik peran serta industri seperti Danone-AQUA dalam mendukung berbagai upaya pemerintah mengubah paradigma masyarakat dalam mengelola sampah.

"Oleh karenanya, kami mengajak semua pihak, swasta serta pemuka agama untuk mengambil bagian dalam proses edukasi pengelolaan sampah di tengah masyarakat. Mengingat masyarakat Indonesia merupakan masyarakat yang religius, bergabungnya masjid dan gereja dalam GRADASI dapat membangun kesadaran lebih bagi masyarakat," kata Vivien.

Baca juga: Danone-AQUA tanam pohon kopi Arabica Sigararuntang di Cupunagara

Pewarta: Ida Nurcahyani
Editor: Alviansyah Pasaribu
Copyright © ANTARA 2023