Jakarta (ANTARA News) - Menko Perekonomian Boediono menyatakan Bank Indonesia (BI) dapat melakukan penilaian apakah cadangan devisa RI yang ada saat ini mencukupi untuk menjaga stabilitas ekonomi secara umum, terkait dengan rencana percepatan pembayaran utang RI kepada Dana Moneter Internasional (IMF).
"Soal percepatan pembayaran utang RI kepada IMF, nanti pada akhirnya BI yang dapat menilai apakah cadangan devisa kita cukup untuk menjaga kestabilan secara umum atau tidak, jadi kita serahkan kepada BI," kata Boediono usai memberikan sambutan pada Kongres Persatuan Bank-bank Umum Nasional (Perbanas) di Jakarta, Kamis.
Menurut dia, pada saatnya nanti BI pasti akan menyampaikan penilaian atau kajiannya mengenai kemampuan cadangan devisa RI sebelum sampai kepada keputusan akhir mengenai masalah itu.
Mengenai adanya berbagai opsi yang diajukan BI untuk pembayaran utang kepada IMF, Boediono menolak memberikan pendapatnya.
"Saya tidak ke situ dulu," katanya singkat.
Utang RI kepada IMF saat ini mencapai sekitar 7,8 miliar dolar AS dan jatuh tempo pada 2010, sementara cadangan devisa RI mencapai sekitar 43 miliar dolar AS. Cadangan devisa tersebut naik karena cadangan devisa Indonesia per Maret 2006 mencapai sekitar 41,5 miliar dolar.
Membaik
Sementara itu, mengenai pertumbuhan ekonomi pada triwulan pertama 2006, Boediono mengatakan pertumbuhan ekonomi pada kuartal pertama 2006 belum sesuai harapan, namun diharapkan pada kuartal II terutama semester II 2006 mulai membaik.
"Pada kuartal II atau semester II akan mulai membaik karena hal-hal kondusif akan terjadi seperti suku bunga akan turun, pengeluaran fiskal naik, dan ekspor juga bagus," kata Boediono.
Menurut dia, pencairan fiskal dalam kuartal I 2006 memang agak lambat namun akan mulai meningkat signifikan pada kuartal kedua dan semester II.
"Kita percepat, ini persoalan administrasi anggaran dan proyek. Proyek sudah disiapkan, kita cari mana yang bisa dipercepat," kata Boediono. (*)
Copyright © ANTARA 2006