Banda Aceh (ANTARA) - Konservasi Penyu Lampuuk (KPL) melepaskan sebanyak 34 tukik jenis belimbing ke lautan dengan melibatkan anak-anak sebagai bentuk edukasi kepedulian dan pelestarian lingkungan, di kawasan Pantai Lampuuk, Lhoknga, Aceh Besar.
"Tukik yang kami lepaskan tersebut sudah dikarantina lima hari, dan kita libatkan anak-anak sebagai edukasi," kata Koordinator Lapangan Konservasi Penyu Lampuuk (KPL) Ikhsan, di Aceh Besar, Jumat.
Ikhsan menyampaikan bahwa proses lepas liar tukik jenis belimbing itu melibatkan masyarakat terutama anak-anak sebagai wadah edukasi dan menumbuhkan kesadaran untuk peduli dengan lingkungan.
Baca juga: 100 tukik belimbing dilepasliarkan ke laut Aceh upaya jaga biota laut
"Kami selalu mengajak anak-anak karena mereka perlu belajar bahwa penyu belimbing tersebut sudah langka dan termasuk satwa dilindungi. Ketika mereka sudah besar nanti minimal akan peduli dengan kelestarian penyu," ujarnya.
Pada kegiatan release penyu tersebut, terdapat 15 peserta yang kebanyakan anak-anak datang dengan keluarganya untuk melepaskan langsung satwa dilindungi yang terancam punah akibat perburuan ini ke habitatnya.
Baca juga: 156 tukik jenis lekang dilepas di pantai Aceh Besar
Kegiatan pelepasan tukik ke habitatnya ini rutin dilakukan setiap tahun sejak 2011. Adapun sepanjang Januari 2023, Konservasi Penyu Lampuuk sudah tiga kali melaksanakan pelepasliaran tukik, jumlahnya sekitar 79 tukik belimbing dan 60 tukik lekang.
"Kami sudah melepaskan tukik tiga kali. Pertama jenis belimbing 45 tukik, kedua jenis lekang 60 tukik, dan ketiga atau hari ini 34 tukik," katanya.
Ikhsan mengatakan, ancaman perburuan terhadap telur penyu oleh masyarakat sekitar sejauh ini masih belum usai. Oleh arena itu, pihaknya terus berusaha memberikan kampanye dan edukasi agar pemburu dapat memberikan telur penyu ke pusat konservasi.
Baca juga: Siswa Aceh lepasliarkan 100 tukik
"Kami mengajak pemburu untuk memberikan telur penyu ke konservasi dan kami mengganti jerih payahnya, bahkan setelah menetas kami undang untuk melepaskan tukik untuk mengubah pola pikir secara perlahan," demikian Ikhsan.
Pewarta: Rahmat Fajri
Editor: Bambang Sutopo Hadi
Copyright © ANTARA 2023