Jakarta (ANTARA News) - Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS di pasar spot antarbank Jakarta, Kamis pagi, melemah menjadi Rp8.740/8.750 (08.45 WIB) dibanding penutupan hari sebelumnya Rp8.725/8.730 per dolar AS atau turun 15 poin, menyusul kenaikan suku bunga Bank Sentral AS (The Fed). "Kenaikan suku bunga Fed Fund dari 4,75 persen menjadi 5 persen memicu pelaku lokal membeli dolar AS dan melepas rupiah," kata Direktur PT Bank Niaga Tbk, Catherina Hadiman, di Jakarta, Kamis. Ia mengatakan pembelian dolar AS pada awal perdagangan cukup ramai, sehingga rupiah merosot agak dalam hingga di posisi Rp8.750 per dolar AS, namun menjelang penutupan pasar rupiah sedikit membaik sehingga posisi berubah jadi Rp8.740 per dolar AS. Merosotnya rupiah terhadap dolar AS akibat The Fed menaikkan suku bunganya sudah diperkirakan sebelumnya, setelah sebelumnya rupiah menguat hingga mendekati level Rp8.700 per dolar AS, katanya. Meski demikian, ia lebih lanjut mengatakan pasar masih respon terhadap rupiah, bila melihat minat investor asing membeli saham-saham unggulan di pasar modal, sehingga indeks BEJ masih berpeluang untuk terus menguat lebih jauh. Aksi beli saham oleh investor itu menunjukkan respon positif pasar terhadap rupiah masih tinggi, karena itu apabila tidak ada hambatan pasar, rupiah diperkirakan akan kembali menguat, ucapnya. Pasar valas saat ini didominasi aksi beli dolar AS, karena pelaku lokal aktif memburu mata uang asing itu, apalagi setelah Departemen Keuangan AS tidak menyebutkan China sebagai salah satu manipulator mata uang di pasar global. Sebelumnya Depkeu AS menduga China merupakan salah satu manipulator mata uang, akibatnya dolar AS agak tertekan, ujarnya. Dolar AS terhadap yen menguat menjadi 110,85 dari sebelumnya 110,50 dan euro terhadap dolar menjadi 1,2765 dari sebelumnya 1,2785. (*)
Copyright © ANTARA 2006