Dan beras Bulog sejarah lho. Saya dagang sudah 15 tahun, ingat baru ini beras Bulog bagus, apalagi timbangannya, sejarahJakarta (ANTARA) - Wakil Ketua Umum Persatuan Pengusaha Penggilingan Padi dan Beras (Perpadi) Billy Haryanto mengungkapkan beras yang digelontorkan Perum Bulog menjadi primadona di kalangan pedagang.
"Dan beras Bulog sejarah lho. Saya dagang sudah 15 tahun, ingat baru ini beras Bulog bagus, apalagi timbangannya, sejarah. Apa karena timbangannya saya ga tahu, timbangan biasa kurang dulu-dulu," ungkapnya dalam konferensi pers di Gudang Bulog Kanwil DKI-Banten, Kelapa Gading, Jakarta Utara, Jumat.
Ia mengatakan minat membeli beras Bulog sangat tinggi, bahkan ada antrean pembeli karena selain bagus, menurutnya, harganya juga murah.
"Ini kalau beras umum, ini Rp 11.000 di sini Rp 8.300 (per kilogram) . Bedanya berapa Rp 3.000 (per kilogram)," tegasnya.
Ia juga mengungkapkan harga beli dari Bulog sekitar Rp8.000-8.500 per kilogram .
Baca juga: Badan Pangan gelontorkan beras Bulog untuk stabilkan harga
Ia juga mengungkapkan saat ini harga beras di Pasar Induk Cipinang cukup tinggi, namun tak sampai melampaui Harga Eceran Tertinggi (HET).
"HET sekarang Rp12.800, harga beras Cipinang medium Rp 10.000 per kilogram," ujarnya. Sedangkan harga jual ke ritel dengan ukuran 50 kg, dengan variasi harga ada Rp9.000-9.500 per kilogram, tergantung jarak, katanya.
Billy turut menjelaskan saat ini permintaan pedagang Pasar Induk Cipinang mulai terpenuhi yakni sebanyak 5 ribu ton per minggu.
"Dua minggu langsung turun pasti," paparnya.
Dengan permintaan beras yang telah dikirim Bulog ke Pasar Induk Cipinang serta panen raya yang diproyeksikan terjadi pada April-Maret, Billy meyakini stok beras untuk masa Lebaran mendatang aman.
Untuk diketahui hari ini Perum Bulog sudah menyalurkan sebanyak 6.000 ton beras untuk wilayah Jabodetabek.
Baca juga: Mentan harap Bulog maksimalkan serap gabah petani pada panen raya
Baca juga: Mendag pastikan impor beras tak akan dilakukan dekat panen raya
Pewarta: Sinta Ambarwati
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2023