Jakarta (ANTARA News) - Dirut PT Jamsostek (Persero), Iwan Pontjowinoto, membantah tudingan bahwa lembaganya ikut mendanai aksi demo buruh anarkis di depan gedung DPR-RI, pada 3 Mei lalu. "Wah, tidak mungkinlah saya danai demo. Jangan suka fitnah. Yang saya baca di koran, salah satu pimpinan demo KSPSI adalah Syukur Sarto dan beliau memang salah seorang komisaris PT Jamsostek. Tetapi tindakan beliau dalam hal ini bukan sebagai komisaris PT Jamsostek dan tidak ada kaitannya dengan Jamsostek," tegas Iwan melalui pesan singkatnya kepada pers, di Jakarta, Rabu, saat diminta konfirmasi mengenai masalah tersebut. Komentar itu menanggapi beredarnya fotokopi "surat sakti" di kalangan wartawan berisi perintah Meneg BUMN kepada Dirut Jamsostek untuk berpartisipasi dalam kegiatan demo memperingati Hari Buruh pada pekan lalu. Menurut dia, sumbangan yang diberikan Jamsostek adalah kepada Serikat Pekerja (SP) BUMN sebesar Rp25 juta, tetapi bukan untuk melakukan demo. Sumbangan itu, lanjutnya, diberikan untuk pertemuan diskusi tripartit pada 29 April 2006, sesuai proposal yang diajukan SP BUMN, dimana Jamsostek memberikan sponsor secara resmi. Iwan juga mengemukakan bahwa dirinya diundang ikut Sidang Kabinet Terbatas pada 7 April 2006 yang membahas masalah demo dan penolakan Serikat Pekerja atas rencana revisi UU No.13/2003, serta ikut pertemuan presiden, wakil presiden dan beberapa menteri dengan pimpinan serikat pekerja/serikat buruh serta pimpinan Kadin/ Apindo. "Dalam sidang kabinet saya ikut aktif memberikan saran. Bahkan saran saya menjadi salah satu kunci dalam jumpa pers dari presiden hari Sabtu (8/4)," ucap Iwan Pontjowinoto. Ketua BUMN Watch, Naldy Nazar Haroen, yang diminta tanggapannya menyatakan, pemerintah perlu segera mengusut isu tersebut. Menurut dia, demo buruh itu bisa saja ditunggangi untuk kepentingan politis yang tujuannya untuk mempermalukan pemerintahan saat ini.(*)
Editor: Heru Purwanto
Copyright © ANTARA 2006