Jakarta (ANTARA) - Sejumlah perusahaan swasta terkemuka di Indonesia mengambil bagian dalam upaya penanggulangan Tuberkulosis (TBC) di kalangan pekerja pabrik yang saat ini turut berkontribusi pada laju kasus secara nasional.
"Tuberkulosis di Indonesia umumnya dialami masyarakat dengan rentang usia 24--45 tahun. Penanggulangan Tuberkulosis di tempat kerja jadi tonggak penting pemberantasan TBC di Indonesia," kata HRD and Corporate Communication Director PT Amerta Indah Otsuka Sudarmadi Widodo di Sukabumi, Jawa Barat, Kamis.
Baca juga: Menaker ajak dunia usaha berperan kurangi kasus TBC di tempat kerja
PT Amerta Indah Otsuka telah melakukan skrining TBC terhadap sekitar 7.000 karyawan dari delapan anak perusahan, sebanyak 13 karyawan di antaranya terdiagnosa TBC aktif.
Delapan anak perusahaan tersebut di antaranya PT Otsuka Indonesia, PT Amerta Indah Otsuka, PT Otsuka Distribution Indonesia, PT Merapi Utama Pharma, PT Lautan Otsuka Chemical, PT Widatra Bhakti, PT Uni-Charm Indonesia Tbk, dan PT Panasonic Gobel Life Solution.
Baca juga: Menaker: Jumlah kecelakaan kerja meningkat beberapa tahun terakhir
Walaupun penyakit TBC memiliki risiko kematian, kata Widodo, tetapi dapat disembuhkan dengan pengobatan secara rutin selama enam bulan.
"Saat ini sudah dua orang dinyatakan sembuh dalam kurang dari enam bulan pengobatan," katanya.
Widodo mengatakan, tempat kerja bisa menjadi salah satu area penularan TBC, di tengah proses deteksi awal serta konsistensi pada masa pengobatan yang masih menjadi hambatan.
Baca juga: Kemenkes: Peran masyarakat atasi TBC tertuang dalam Perpres 67/2021
Selain itu, stigma negatif pasien TBC di tengah masyarakat juga menjadi tantangan dalam proses skrining penyakit oleh pengelola perusahaan.
Ia mengatakan, TBC yang dapat menular via udara diduga Widodo dibawa oleh pasien ke pabrik dari lingkungan tempat tinggal yang tidak sehat.
Upaya menanggulangi TBC di lingkungan pabrik dilakukan pihak manajemen melalui kerja sama dengan dinas kesehatan setempat melalui proses pemeriksaan sampel dahak. Terhadap pasien positif dilakukan karantina dan pengobatan secara rutin hingga sembuh.
"Kontribusi perusahaan adalah memberikan nutrisi yang baik bagi tubuh untuk mendukung penyembuhan. Sementara obat-obatan ditangani oleh pemerintah secara gratis," katanya.
Otsuka sebagai perusahaan yang bergerak di bidang Kesehatan, menginisiasi program “Free TBC at Workplaces” yang telah mendapat dukungan dari Kementerian Ketenagakerjaan dan Kementerian Kesehatan RI.
“Free TBC at Workplaces” merupakan program yang bertujuan untuk menanggulangi TBC di tempat kerja dan memberikan pendampingan bagi mereka yang ditemukan positif TBC," katanya.
Program itu diluncurkan pada puncak perayaan bulan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) Nasional yang dilaksanakan hari ini di pabrik Otsuka yang berada di Sukabumi dan dihadiri oleh Menteri Ketenagakerjaan RI Ida Fauziyah.
Selain itu, Otsuka juga meluncurkan aplikasi “Sembuh TB” yang bertujuan untuk memaksimalkan pendampingan bagi para penderita TBC.
Aplikasi tersebut memiliki fitur yang tidak hanya membantu mengingatkan para penggunanya untuk konsisten minum obat, tapi juga dilengkapi dengan food calculator, serta informasi seputar TBC maupun nutrisi penting yang dibutuhkan oleh tubuh.
Dalam acara yang sama, Menaker RI Ida Fauziah mengatakan TBC masih menjadi salah satu penyakit menular penyebab kematian terbesar di Indonesia. Menurut data KEMENKES, ada lebih dari 900 ribu orang hidup dengan TBC.
Presiden Republik Indonesia mengeluarkan PERPRES NO. 67 tahun 2021 tentang penanggulangan Tuberkulosis untuk mengeliminasi TBC pada 2030.
"Kita harus sadar TBC adalah satu di antara penyakit dahsyat. Indonesia menempati peringkat kedua dunia saat ini," katanya.
Pewarta: Andi Firdaus
Editor: Heru Dwi Suryatmojo
Copyright © ANTARA 2023