Kerja sama dalam bidang sains dan teknologi akan menjadi agenda utama kerja sama China-ASEAN ke depan,"
Jakarta (ANTARA News) - Dirjen Pengembangan Ekspor Nasional Kementerian Perdagangan, Gusmardi Bustami, mengatakan kerja sama dalam bidang sains akan menjadi agenda utama dalam hubungan perdagangan antara ASEAN dan China pada masa mendatang.
"Kerja sama dalam bidang sains dan teknologi akan menjadi agenda utama kerja sama China-ASEAN ke depan," kata Gusmardi Bustami dalam keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Jumat.
Menurut dia, sinyal bahwa kerja sama antara China dan negara-negara di kawasan Asia Tenggara itu akan menitikberatkan ke bidang sains dan teknologi tampak pada tema Ilmu Pengetahuan dan Teknologi yang ditonjolkan dalam pameran China-ASEAN Expo ke-9 yang digelar di Nanning, China, 21--25 September.
Ia juga menuturkan, ilmu pengetahuan dan teknologi penting untuk dikembangkan karena merupakan bagian yang vital dari proses ekonomi yang memberikan nilai tambah.
Untuk informasi, China-ASEA Expo (CAEXPO) disponsori oleh Kementerian Perdagangan China dan 10 negara anggota ASEAN yaitu Brunei Darussalam, Kamboja, Indonesia, Laos, Malaysia, Myanmar, Filipina, Singapura, Thailand dan Vietnam, serta Sekretariat ASEAN dan diselenggarakan oleh Pemerintah Wilayah Otonomi Guangxi Zhuang.
China-ASEAN Expo merupakan pameran tahunan yang diselenggarakan sejak tahun 2004 dan merupakan hasil kesepakatan pertemuan China-ASEAN ke-7 pada bulan Oktober 2003 di Bali dalam kerangka kerja perdagangan ekonomi China-ASEAN Free Trade Area (CAFTA).
Pada tahun 2011, jumlah pengunjung yang datang ke Hall Indonesia sebanyak 15.400 orang dengan jumlah transaksi mencapai hingga sebesar 4.975.000 dolar AS dari 83 perusahaan.
"CAEXPO telah berkembang menjadi kerangka yang sangat penting untuk membina persahabatan, promosi bisnis dan kerja sama bilateral dalam lingkup yang luas antara China and ASEAN," katanya.
CAEXPO, ujar dia, juga berfungsi memperkuat kerangka kerja sama CAFTA yang telah berlaku pada tahun 2010.
Seperti tahun-tahun sebelumnya, Paviliun Komoditi Indonesia menempati Hall 15 seluas 2.025 meter persegi yang diisi sebanyak 128 "booth" untuk 88 peserta.
Ia memaparkan, bagi Indonesia, kerja sama ekonomi dengan China sangat penting karena China adalah pasar ekspor potensial dengan jumlah penduduknya sebesar 1,3 miliar jiwa dan ekonomi negara tersebut yang pada saat ini terus menerus mencatat pertumbuhan ekonomi yang tinggi.
Berdasarkan data dari Kementerian Perdagangan RI, perdagangan bilateral Indonesia-China pada periode Januari-Juni 2012 tercatat mencapai 25,43 miliar dolar AS, atau meningkat 15,37 persen dibandingkan periode yang sama pada tahun 2011 yaitu sebesar 22,04 miliar dolar AS.
Selain itu, perdagangan bilateral Indonesia-China berkembang dengan sangat pesat. Jika pada tahun 2008 nilainya baru mencapai 26,88 miliar dolar AS, pada tahun 2011 total nilai perdagangan kedua negara telah mencapai 49,15 miliar dolar AS.
(M040/Y008)
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2012