Jakarta (ANTARA) - Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) hari ini merekam aktivitas erupsi berupa lontaran abu setinggi lebih kurang 900 meter pada Gunung Kerinci yang berlokasi di Jambi dan Sumatera Barat.
Petugas Pos Pengamatan Gunung Kerinci Irwan Safwan mengatakan erupsi itu terjadi selama lebih kurang 8 menit 20 detik yang terekam seismogram dengan amplitudo maksimum 3 milimeter pada pukul 05.46 WIB.
"Kolom abu teramati berwarna kelabu dengan intensitas tebal condong ke arah timur laut dan timur," ujarnya dalam keterangan yang diterima di Jakarta, Rabu.
PVMBG merekomendasikan masyarakat, pengunjung maupun wisatawan di sekitar Gunung Kerinci tidak boleh mendaki kawah yang ada di puncak gunung api tersebut dalam radius tiga kilometer dari kawah aktif.
Baca juga: Pos PGA: Gunung Kerinci alami peningkatan gempa tremor
Baca juga: Erupsi Gunung Kerinci berdampak pada retaknya bibir kawah
Selain itu, PVMBG juga merekomendasikan agar sebaiknya jalur penerbangan di sekitar Gunung Kerinci dihindari karena sewaktu-waktu masih memiliki potensi letusan abu dengan ketinggian yang dapat mengganggu jalur penerbangan.
Sepanjang 2022, Gunung Kerinci tercatat mengalami erupsi sebanyak lima kali. Adapun erupsi yang terjadi hari ini adalah erupsi pertama yang terekam pada tahun 2023.
Gunung Kerinci yang terletak di perbatasan Kabupaten Kerinci Jambi dan Kabupaten Solok Selatan, Sumatera Barat, saat ini masih menyandang status Level II atau siaga terhitung sejak 9 September 2007 lalu.
PVMBG menyatakan gunung api yang berbentuk strato vulkano itu mempunyai karakter letusan bersifat eksplosif yang diselingi dengan adanya aliran-aliran lava. Data geologi umumnya didominasi oleh aliran-aliran lava.
Karakter letusan Gunung Kerinci adalah letusan bertipe vulkano lemah yang hanya mengeluarkan material abu letusan, tidak ada data aliran lava yang tercatat sebagaimana tertera dalam sejarah letusannya.*
Baca juga: Untuk jalur gajah di Bengkulu, dua perusahaan setujui konektivitas
Baca juga: Gunung Kerinci erupsi keluarkan abu setinggi 700 meter
Pewarta: Sugiharto Purnama
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2023