Banda Aceh (ANTARA) - United Nations High Commissioner for Refugees (UNHCR) Perwakilan Indonesia mengingatkan para imigran Rohingya, khususnya di Aceh, untuk tidak melakukan perjalanan tidak resmi karena bisa membahayakan mereka sendiri.

"Kami juga lakukan sosialisasi kepada mereka (pengungsi Rohingya, red.) agar tidak melakukan perjalanan yang membahayakan nyawa mereka," kata Legal Associate UNHCR Indonesia Diovio Alfath di Aceh Besar, Selasa.

Beberapa hari lalu sebanyak 29 imigran Rohingya kembali kabur dari tempat penampungan sementara di bekas Kantor Imigrasi setempat di Desa Ulee Blang Mane, Kecamatan Blang Mangat, Kota Lhokseumawe.

Baca juga: 241 pengungsi Rohingya di Aceh Besar negatif COVID-19

Mereka kabur secara bertahap dengan rincian sebanyak 24 orang pada Selasa (3/1) dan lima lainnya pada Rabu (4/1).

Sampai hari ini, pengungsi Rohingya yang masih tersisa di tempat penampungan bekas Kantor Imigrasi Lhokseumawe itu tinggal 146 orang, dari total 229 orang. Artinya yang 83 orang keluar secara tidak resmi dari tempat tersebut.

Terkait banyaknya imigran Rohingya yang sudah keluar dari tempat penampungan di Aceh secara tidak resmi itu, pihaknya tidak bisa berbuat banyak, karena itu keputusan mereka sendiri untuk pergi ke tempat lain.

Namun, dalam upaya pencegahan, UNHCR bersama pemerintah Indonesia terus memberikan konseling, informasi, serta pengetahuan kepada pengungsi untuk tidak melakukan perjalanan yang tidak resmi karena bisa membahayakan mereka.

"Itu yang kami lakukan di sini, kami juga terus berkoordinasi dengan Pemerintah Indonesia pada level pusat, daerah, aparat penegak hukum, dan pengamanan untuk memberikan sosialisasi tidak melakukan perjalanan yang tidak resmi," demikian Diovio.

Baca juga: UNHCR: Pengungsi Rohingya hanya mencari kehidupan lebih layak
Baca juga: UNHCR fokus penuhi kebutuhan dasar pengungsi Rohingya di Aceh

Pewarta: Rahmat Fajri
Editor: M. Hari Atmoko
Copyright © ANTARA 2023