Phnom Penh (ANTARA) - Pekerjaan konstruksi untuk sebuah bandar udara (bandara) internasional yang diinvestasikan China di Provinsi Siem Reap, Kamboja barat laut, hingga kini telah rampung 63 persen, demikian sebuah pernyataan pers mengatakan pada Senin (9/1).
Pernyataan tersebut dirilis setelah pertemuan tahunan Komite Pengarah Pembangunan Bandar Udara Internasional Siem Reap Angkor yang dipimpin oleh Tekreth Samrach, Sekretaris Negara di Dewan Menteri Kamboja.
Bandar Udara Internasional Siem Reap Angkor diinvestasikan oleh Angkor International Airport Investment (Cambodia) Co., Ltd., sebuah afiliasi dari Yunnan Investment Holding Group Co., Ltd. China.
Pekerjaan untuk proyek itu dimulai pada Maret 2020.
"Per 31 Desember 2022, konstruksi bandara mencapai 63 persen dan perusahaan tersebut berkomitmen untuk mencapai 90 persen pada akhir Maret 2023," bunyi pernyataan itu.
Berbicara pada pertemuan yang digelar di lokasi proyek itu, Samrach mengapresiasi perusahaan tersebut atas komitmen tinggi mereka terhadap keberhasilan proyek tersebut meski menghadapi masa-masa sulit akibat pandemi COVID-19.
"Pihak perusahaan berhasil melewati masa tersulit dalam pelaksanaan proyek ini," ujarnya seraya memperkirakan bandara tersebut sudah dapat dioperasikan pada Oktober 2023.
Mencakup lahan seluas 700 hektare, bandara itu terletak di Distrik Sotr Nikum, sekitar 40 km dari Taman Arkeologi Angkor yang terdaftar di UNESCO dan 50 km dari ibu kota Provinsi Siem Reap.
Samrach mengatakan bahwa bandara tersebut merupakan bandar udara internasional level 4E dengan landasan pacu sepanjang 3.600 meter yang dapat mengakomodasi pendaratan semua jenis pesawat.
"Ini menjadi pencapaian baru lainnya yang tidak hanya memberikan kontribusi penting bagi pengembangan pariwisata dan ekonomi Kamboja, tetapi juga memberikan manfaat langsung bagi masyarakat yang tinggal di sekitar area itu," imbuhnya.
Pewarta: Xinhua
Editor: Junaydi Suswanto
Copyright © ANTARA 2023