Hampir semua ruang kantor di Kepulauan Tanimbar rusak, termasuk Kantor Bupati, ruangan Kepala Bappeda dan staf

Ambon (ANTARA) - Sebagian besar ruangan di Kantor Bupati Kepulauan Tanimbar (KKT), Maluku, mengalami kerusakan akibat gempa magnitudo (M) 7,9 pada Selasa pukul 02.47 WIT.

“Hampir semua ruang kantor di Kepulauan Tanimbar rusak, termasuk Kantor Bupati, ruangan Kepala Bappeda dan staf, mengalami retak-retak, karena 7,9 SR kan kuat ya,” kata Kepala Dinas (Kadis) komunikasi dan informasi (Kominfo) Kepulauan Tanimbar Junus Frederick Batlayeri melalui pesan WhatsApp diterima di Ambon, Selasa.

Ia mengatakan kerusakan yang terjadi seperti runtuhnya plafon-plafon di beberapa ruangan, serta sebagian besi dari plafon juga ikut runtuh.

“Kami sekarang masih tetap masuk kantor, dengan tetap berhati-hati, artinya kita mengantisipasi terjadinya gempa susulan atau terulang,” katanya.

Selain itu, Batlayeri mengimbau masyarakat tetap waspada serta tidak termakan hoaks, dan tetap merujuk kepada informasi resmi dari BMKG dan BPBD.

Baca juga: Pemprov Maluku kirim dua ton beras ke daerah terdampak gempa

Baca juga: Pemkab Timor Tengah Selatan tangani jalan patah di Kecamatan Ki'e

“Ya intinya tetap waspada saja untuk melihat kondisi seperti ini, karena gempa ini cukup besar hingga ada timbul keanehan-keanehan di mana-mana seperti ada pulau yang tumbuh. Jangan sampai termakan hoaks,” katanya.

Menurut Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG), gempa dengan magnitudo 7,9 yang terjadi pada Selasa, pukul 02.47 WIT.

Pusat gempa berada di laut pada kedalaman 131 km di koordinat 7,25 Lintang Selatan dan 130,18 Bujur Timur, sekitar 148 km barat laut Maluku Tenggara Barat.

Gempa tersebut dirasakan pada skala V MMI di Kota Saumlaki; IV MMI di Dobo dan Tiakur; III-IV MMI di Alor, Waingapu, Waijelu, Lembata, Sorong, dan Kaimana; II-III di Kairatu, Merauke, Nabire, Tanah Merah, Wamena, Bakunase, Kolhua, Sabu, Rote, Ende, Amarasi Selatan, dan Kota Kupang; serta II MMI di Ambon dan Piru (Kabupaten Seram Bagian Barat).

Pada skala II MMI getaran dirasakan oleh beberapa orang dan menyebabkan benda-benda ringan yang digantung bergoyang dan pada skala III MMI getaran dirasakan nyata dalam rumah, terasa seakan ada truk berlalu.

Getaran pada skala IV MMI pada siang hari dirasakan oleh orang banyak di dalam rumah dan beberapa orang di luar rumah serta menyebabkan gerabah pecah, jendela/pintu berderik dan dinding berbunyi.

Pada skala V MMI, getaran dirasakan oleh hampir semua penduduk, membuat banyak orang terbangun, serta menyebabkan gerabah pecah, barang-barang terpelanting, serta tiang-tiang dan barang besar bergoyang.

Baca juga: BPBD: KKT dan Maluku Barat Daya paling terdampak gempa tektonik M7,9

Baca juga: Getaran gempa Pacitan dirasakan warga Yogyakarta

Pewarta: Winda Herman
Editor: Agus Salim
Copyright © ANTARA 2023