Jakarta (ANTARA News) - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono mengusulkan, pembentukan forum negosiasi tambahan dibawah koordinasi Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) untuk menyelesaikan masalah nuklir Iran, yang keanggotaannya antara lain melibatkan Indonesia dan Iran.Hal itu diungkapkan Juru Bicara Kepresidenan RI, Dino Patti Djalal, usai mendampingi Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menerima kunjungan kenegaraan Presiden Iran, Mahmoud Ahmadinejad, di Istana Merdeka, Jakarta, Rabu."Presiden mengusulkan pembentukan forum negosiasi tambahan yang lebih luas keanggotaannya. Selain melibatkan negara-negara representatif saat ini, juga Indonesia dan Iran," katanya mengenai isi pembicaraan pertemuan Yudhoyono-Ahmadinejad.Menurut Dino, Presiden Ahmadinejad menanggapi serius sehubungan dengan usulan dari Presiden Yudhoyono tersebut.Namun, ia belum bersedia memberi penjelasan secara terinci tentang bagaimana bentuk forum negosiasi tambahan yang diusulkan Presiden Yudhoyono itu. "Saya belum memberikan penjelasan lebih spesifik, tapi forum ini nanti tetap dibawah koordinasi PBB. Mengingat situasi terakhir, makin cepat terbentuk akan lebih baik. Kami siap terlibat di dalamnya," ungkap Dino. Anggota-anggota Dewan Keamanan (DK) PBB di New York, Amerika Serikat (AS) saat ini sedang membahas rancangan resolusi yang akan mengharuskan Iran membekukan semua kegiatan pemrosesan-ulang dan pengayaan uraniumnya.Rancangan resolusi yang diajukan Prancis-Inggris kepada DK PBB itu akan mengharuskan Iran menghentikan kegiatan pengayaan uranium, proses pembuatan bahan bakar bagi reaktor nuklir dan memiliki potensi untuk membuat bom atom.Rancangan itu hanya memperingatkan bahwa jika Iran tak patuh, maka akan ada "langkah lebih lanjut" yang tak disebutkan dan masih memerlukan resolusi lain.Sementara itu, Presiden Ahmadinejad, di Jakarta, Rabu menegaskan kembali tekad Iran untuk mengembangkan teknologi nuklir untuk tujuan damai, karena hal itu merupakan hak setiap negara."Saya merasa seluruh negara memiliki hak yang sama mengembangkan, menguasai dan memanfaatkan ilmu pengetahuan. Hari ini rakyat Iran berjuang mempertahankan haknya tersebut, yang sebenarnya juga menjadi hak seluruh negara di dunia ini," katanya. (*)
Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2006