Makassar (ANTARA) - Kepala BNPB Letnan Jenderal TNI Suharyanto mengemukakan Provinsi Sulawesi Selatan saat ini menggunakan teknologi modifikasi cuaca agar bisa mengurangi intensitas hujan guna meminimalisasi risiko terjadinya bencana alam.
"Provinsi Sulsel juga akan melakukan modifikasi cuaca yang insya Allah dimulai hari ini," ujar Letjen Suharyanto pada acara Rakor Dampak Bencana Hidrometeorologi di Ruang Rapim Kantor Gubernur Sulsel di Makassar, Senin.
Ia menjelaskan provinsi yang dipimpin Andi Sudirman Sulaiman itu mengikuti beberapa daerah lainnya yang lebih dulu menerapkan teknologi modifikasi cuaca, yakni DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, dan Banten.
Baca juga: BPBD Banten terus pantau penerapan modifikasi cuaca
Penerapan teknologi modifikasi cuaca ini, kata dia, sudah terbukti mampu mengurangi curah hujan yang turun di beberapa daerah tersebut, khususnya menjelang tahun baru.
Dalam kesempatan tersebut, ia kembali menekankan agar pemerintah daerah segera melajukan evaluasi terhadap upaya penanggulangan bencana agar tidak terjadi lagi hal-hal yang tidak diinginkan ke depan.
Baca juga: Masa siaga darurat bencana, Jatim usulkan teknologi modifikasi cuaca
Baca juga: BNPB fasilitasi operasi TMC di sejumlah wilayah jelang Tahun Baru 2023
"Jadi, selain operasi darat seperti yang telah dilakukan , Provinsi Sulsel juga dilaksanakan teknologi modifikasi cuaca," ujarnya.
Sebelumnya, Gubernur Sulsel Andi Sudirman mengusulkan penggunaan teknologi modifikasi cuaca guna mengurangi risiko cuaca ekstrem di wilayahnya.
Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sulsel Amson Padolo mengatakan BPBD sesuai arahan gubernur menyampaikan surat ke Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) dan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) untuk mengajukan permohonan penggunaan teknologi modifikasi cuaca.
Pewarta: Abdul Kadir
Editor: Endang Sukarelawati
Copyright © ANTARA 2023