Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengatakan hujan melanda Sulawesi Tengah tidak merata karena provinsi ini masuk daerah "non zom" atau wilayah tidak memiliki batas jelas antara periode musim hujan dan kemarau.
"Di daerah lain sudah berada di musim penghujan, tetapi Sulteng masih sering dilanda cuaca panas. Di sinilah letak keunikan daerah 'non zom'," kata Kepala BMKG Stasiun Meteorologi Kelas II Mutiara Sis Al-Jufri Palu Nur Alim di Palu, Senin.
Menurut prakiraan cuaca BMKG, musim hujan di daerah ini berlangsung hingga Februari mendatang dengan intensitas sedang hingga lebat.
Meski begitu, hujan tidak konsisten turun dan cuaca panas masih tetap berlangsung.
Oleh karena itu, pemerintah daerah diminta tetap memperhatikan kondisi cuaca, sebab hujan lebat tidak.menutup kemungkinan menimbulkan dampak.
Oleh karena itu, pemerintah daerah diminta tetap memperhatikan kondisi cuaca, sebab hujan lebat tidak.menutup kemungkinan menimbulkan dampak.
"Hujan lebat sesuatu hal yang biasa, tetapi perlu diwaspadai karena kapan saja bisa menimbulkan dampak seperti banjir dan tanah longsor, khususnya daerah-daerah yang memiliki riwayat bencana alam," ujar Alim.
Baca juga: Masyarakat pesisir diminta waspada gelombang tinggi hingga empat meter
Baca juga: Masyarakat pesisir diminta waspada gelombang tinggi hingga empat meter
Menurut BMKG, daerah ini memiliki tingkat hujan lokal cukup tinggi karena dipengaruhi topografi.
"Cuaca berbeda walaupun terjadi dalam wilayah kecamatan atau dalam satu kabupaten. Kota Palu misalnya, rencananya curah hujan dipengaruhi oleh topografi lembah dan curah hujan lebih rendah dibanding daerah sekitar yaitu wilayah Kabupaten Sigi, Donggala, dan Parigi Moutong," tutur dia.
Ia menambahkan BMKG juga mengeluarkan peringatan dini cuaca terhadap lima daerah di Sulteng yang diperkirakan berpotensi menimbulkan dampak, di antaranya Kabupaten Donggala, Tolitoli, Morowali Utara, Poso, dan Banggai. Oleh karena itu, daerah-daerah itu masuk status waspada yang berlaku dua hari ke depan.
Ia juga meminta warga selalu memanfaatkan informasi yang diperbaharui BMKG secara periodik, baik dijadikan sebagai pengetahuan maupun untuk pedoman melakukan perjalanan jauh.
"Paling tidak informasi yang kami sebarkan melalui multimedia untuk publik dapat digunakan sebagai referensi sekaligus meningkatkan mitigasi," demikian Alim.
Baca juga: BMKG: Hujan lebat berpotensi landa sejumlah daerah di Indonesia
Baca juga: BMKG : Lebak -Pandeglang berpeluang hujan ringan hingga sedang
Baca juga: Seluruh DKI Jakarta cerah berawan pada malam hari
Baca juga: BMKG: Hujan lebat berpotensi landa sejumlah daerah di Indonesia
Baca juga: BMKG : Lebak -Pandeglang berpeluang hujan ringan hingga sedang
Baca juga: Seluruh DKI Jakarta cerah berawan pada malam hari
Pewarta: Mohamad Ridwan
Editor: M. Hari Atmoko
Copyright © ANTARA 2023