Jakarta (ANTARA News) - Presiden Iran, Mahmoud Ahmadinejad, tiba di Bandar Udara Halim Perdanakusuma, Jakarta, Selasa malam, setelah pesawat kepresidenan negara Islam Iran yang membawa rombongannya itu terlambat sekitar dua jam dari jadual yang telah ditentukan.
Ahmadinejad yang mengenakan jas tanpa dasi dari dalam pesawat terbang Boeing B-707-100 bernomor 1002 itu disambut Menteri Luar Negeri, Hassan Wirajuda, Wakil Gubernur DKI, Fauzi Bowo, dan seluruh jajaran Kedutaan Besar Iran di Jakarta.
Setiba di Jakarta, Ahmadinejad hanya melambaikan tangan dan tidak berkata apapun kepada pers yang telah berjam-jam sebelumnya menunggu kedatangan orang nomor satu Iran itu, sekaligus pemimpin Iran pertama yang berkunjung ke Indonesia sejak bertahun-tahun lalu.
Turut dalam rombongan beranggotakan 84 orang itu, Menteri Luar Negeri Iran, Monacher Mootakki, dan sejumlah pemimpin spiritual Islam Syiah Iran yang berbusana khas. Di Jakarta mereka akan memiliki peranan tertentu yang sesuai dengan tujuan kedatangan Ahmadinejad ke Indonesia ini.
Di Jakarta, dia dijadualkan akan melakukan kunjungan kenegaraan ke Istana Merdeka untuk bertemu dengan Presiden Susilo B Yudhoyono, dan menyaksikan penandatangan sejumlah nota kesepahaman kerja sama ekonomi bilateral RI-Iran di bidang energi, pajak dan bea cukai, kebudayaan, dan teknologi.
Ahmadinejad juga dijadualkan berbicara dengan para petinggi DPR RI. Sedangkan pada Kamis (11/5), dia dijadualkan berkunjung ke kampus Universitas Indonesia di Depok dan UIN Syarif Hidayatullah di Ciputat, Tangerang. Di sana dia akan berdiskusi dengan para mahasiswa.
Sehari kemudian, dia akan melaksanakan shalat Jumat di Mesjid Istiqlal setelah sebelumnya bertemu dengan para pemimpin Nahdlatul Ulama di kantor PB NU di Jalan Kramat Raya, Jakarta Pusat.
Barulah pada Jumat petang dia akan terbang ke Bali untuk menghadiri pertemuan puncak D-8 hingga Selasa pekan depan, yang akan dihadiri presiden Indonesia, presiden Nigeria, perdana menteri Malaysia, perdana menteri Pakistan, perdana menteri Bangladesh, perdana menteri Turki.
Menurut agenda yang disusun panitia, salah satu agenda penting pertemuan D-8 itu adalah pembahasan masalah penyediaan energi alternatif mengingat fluktuasi harga minyak dunia yang diperkirakan bisa tembus hingga 100 dolar AS per barel. Iran menawarkan energi alternatif bersumberkan teknologi nuklir di sektor kelistrikan.
Ahmadinejad, di Teheran sebelum terbang ke Jakarta, kepada pers, tidak bersedia mengungkapkan isi butir-butir surat yang dilayangkan secara resmi kepada Presiden AS, George Bush Jr, itu. Salah satu alasannya adalah karena dia berpegang kepada nilai-nilai Islami, bahwa tidaklah elok mengungkapkan isi surat sebelum yang bersangkutan membahasnya terlebih dahulu.
Dia menyatakan, "Kami sekarang sedang menantikan bagaimana AS akan bereaksi karena kini terserah mereka untuk memutuskan bagaimana melanjutkan (masalah ini), kami tidak memiliki masalah dalam penentuan keputusan itu."
Dengan kata lain, menurut Ahmadinejad kepada televisi resmi Iran saat itu, bola kini ada di tangan Amerika Serikat terkait dengan keberlanjutan program nuklir Iran yang kini tetap dilaksanakan negara Islam berpengaruh itu.
Sementara dari Istana Merdeka, Presiden Yudhoyono, menurut Wirajuda kepada pers, dalam pertemuannya dengan Ahmadinejad, pada Rabu (10/5), di Jakarta, akan menanyakan isi surat yang baru-baru ini dikirimkan kepada Bush.(*)
Editor: Heru Purwanto
Copyright © ANTARA 2006