Itu karena lagi menggeliatnya pariwisata di akhir tahun dan awal tahun 2023 jadi faktor.

Denpasar (ANTARA) - Komisioner Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kabupaten Gianyar I Komang Endra Gunawan mengungkapkan kendala sulitnya mencari pelamar dalam rekrutmen panitia pemungutan suara (PPS) di tingkat desa/kelurahan, salah satunya di Ubud karena pariwisata.

"Itu karena lagi menggeliatnya pariwisata di akhir tahun dan awal tahun 2023 jadi faktor. Karena mungkin kepadatan kegiatan mereka, sehingga mereka takut nanti tidak mampu menjalankan tugasnya sebagai PPS, aspirasi masyarakat seperti itu," kata Komang Endra, di Denpasar, Sabtu.

Endra mengakui bahwa pihaknya kesulitan dalam rekrutmen PPS di daerah urban dan sektor pariwisata, sehingga selain Kecamatan Ubud, masih ada Sukawati dan Payangan sebagai kecamatan dengan desa di dalamnya yang sempat kekurangan pelamar hingga Jumat (6/1) kemarin.

"Artinya di daerah itu tingkat masyarakat rata-rata bekerja ke luar. Daerah Ubud sana kebanyakan sopir travel, dan pekerja pariwisata di hotel dan lainnya yang awal tahun kemarin kan ramai," ujarnya lagi.

Meskipun demikian, komisioner KPU Gianyar itu menyebut terdapat sejumlah pelamar yang berlatar belakang pekerja pariwisata, terutama usia muda yang berhasil diajak setelah ditemui di kediamannya saat libur Hari Raya Galungan.

Rentetan libur dari hari raya dan tahun baru juga disebut-sebut sebagai faktor, selain banyaknya pekerja pariwisata yang mulai sibuk mencari nafkah. Pun juga ada keraguan dari penyelenggara lama untuk kembali mendaftar di Pemilu 2024, karena melihat pengalaman kerja yang berat saat Pemilu 2019.

"Setelah kemarin selesai hari raya, kami sudah bisa koordinasi dengan pihak desa untuk sosialisasi ke masyarakat. Astungkara sudah terpenuhi, sekarang kami mengumpulkan berkas mereka untuk diunggah karena secara mandiri mungkin tidak bisa lagi," ujarnya pula.

Kepada media di Denpasar, Endra mengatakan bahwa kondisi ini tak hanya terjadi pada Pemilu 2024, justru kurangnya pendaftar dalam rekrutmen PPS mulai membaik, meskipun Ubud, Sukawati, dan Payangan masih menjadi langganan.

"Sebenarnya ini membaik, dari kecamatan tersebut tidak semua desa kurang. Dulunya satu kecamatan bisa sampai 10 desa yang kurang, sekarang cuma lima. Itu pun kurangnya hanya 1-2 pelamar, karena ada yang sudah daftar tapi belum memuat berkas," katanya lagi.

Menurutnya, keinginan masyarakat untuk mendaftar terlihat dari 370 orang yang mengambil akun pada aplikasi Sistem Informasi KPU dan Badan Ad Hoc (Siakba) cukup membuktikan bahwa antusiasnya meningkat.

Melihat pola ini, KPU Gianyar mengaku akan menggunakan pendekatan ke desa adat, bahkan ke depannya dalam rekrutmen pantarlih dan KPPS akan lebih banyak berkoordinasi dengan Karang Taruna dan PKK setempat.

Kabupaten Gianyar sendiri menjadi kabupaten yang terakhir dalam pemenuhan pelamar minimal dalam rekrutmen PPS di Provinsi Bali, di mana dibutuhkan tiga orang untuk ditempatkan di 70 desa/kelurahan atau total 210 orang nantinya terpilih.
Baca juga: 769 orang melamar anggota PPS Pemilu 2024 di Bangka Barat
Baca juga: KPU se-Sulsel butuh 10.669 orang petugas PPK-PPS

Pewarta: Ni Putu Putri Muliantari
Editor: Budisantoso Budiman
Copyright © ANTARA 2023