Gleno, Timor Timur (ANTARA News) - Sekitar 100 orang ditangkap di Timor Timur setelah massa menyerang kantor pemerintah di sebuah kota sebelah baratdaya Dili, menewaskan seorang polisi, kata polisi, Selasa. Sekitar 1.000 polisi Senin menjaga kantor Egidio Jesus, sekretaris urusan koordinasi pemerintah, di Gleno, sebuah kota yang terletak 30 kilometer di luar ibukota Timor Timur tersebut, kata komandan operasional kepolisian nasional Ismail Babo kepada wartawan. Babo mengatakan, seorang anggota satuan reaksi cepat kepolisian, Palmiro Laserda, ditikam dan tewas dalam bentrokan yang terjadi setelah penempatan pasukan tersebut, sementara seorang anggota lagi cedera dan dibawa ke rumah sakit di Dili. "Kami belum menerima laporan mengenai korban di pihak penyerang," kata Babo seperti dikutip AFP, seraya menambahkan bahwa polisi melepaskan tembakan untuk melindungi diri mereka dan Jesus, yang juga cedera akibat lemparan batu ke arahnya. "Kami telah menangkap sekitar 100 tersangka," kata Babo, yang juga menyebutkan pembakaran tiga mobil, termasuk satu mobil milik Jesus. Babo mengatakan, para demonstran itu tampaknya datang dari daerah-daerah berdekatan, termasuk dari Dili dan distrik sekitarnya, Aileu, Suai dan Maliana, namun ia menolak berspekulasi mengenai apakah ada kelompok yang mendalangi serangan tersebut. "Mereka tampaknya berniat memboikot operasi pemerintah di daerah itu," katanya tanpa menjelaskan lebih lanjut. Demonstran-demonstran yang masih ada kini sebagian besar bersembunyi di kawasan perkebunan kopi di perbukitan sekitar kota itu, katanya. Kekerasan itu terjadi setelah kerusuhan di Dili pada 28 April yang menewaskan sedikitnya lima orang dan membuat lebih dari 100 bangunan dibakar atau diserang. Kerusuhan itu semula terjadi selama protes massal yang dilakukan prajurit-prajurit yang dipecat dan pendukung mereka. Sekitar 600 prajurit meninggalkan barak mereka dengan mengeluhkan diskriminasi antara mereka yang datang dari wilayah timur dan barat. Pemerintah telah mulai menyelidiki keluhan-keluhan tersebut. Rui Flores, pejabat di kantor Perdana Menteri Mari Alkatiri, mengatakan kepada AFP, beberapa dari massa itu mengambil bagian dalam demonstrasi 28 April, namun polisi tidak yakin prajurit-prajurit yang dipecat itu termasuk diantara mereka.(*)
Editor: Heru Purwanto
Copyright © ANTARA 2006