Sebuah kesepakatan pemerintah untuk mempromosikan kerja sama pariwisata antara negara-negara tetangga ditandatangani di Beijing pada Rabu (4/1) dalam kunjungan kenegaraan selama tiga hari Presiden Filipina Ferdinand Romualdez Marcos ke China, lapor Xinhua pada Jumat.
"Kami berterima kasih atas komitmen dan minat China," ujar Frasco. "Kami telah memulai era baru pariwisata yang berfokus pada membangun industri ini menjadi sebuah pilar ekonomi yang lebih kuat, lebih berkelanjutan, dan lebih tangguh."
Di bawah perjanjian kerja sama baru tersebut, China dan Filipina sepakat untuk memperkuat pembangunan bersama di sektor hotel, resor, kapal pesiar, pelabuhan, produk pariwisata, dan industri terkait lainnya, serta standar kompetensi.
Program tersebut mengikat kedua negara untuk bekerja sama antara lain dalam "meningkatkan kunjungan wisatawan, melanjutkan serta menambah penerbangan langsung ke destinasi utama dan yang sedang berkembang (emerging), kegiatan promosi gabungan, serta mengundang investasi pariwisata di bidang infrastruktur," kata Frasco dalam sebuah pernyataan.
Operator tur dan biro perjalanan setempat juga didorong untuk berpartisipasi dalam program tersebut dengan mengiklankan secara bersama-sama penawaran wisata kedua negara.
"Kami akan mendorong investasi dalam infrastruktur pariwisata dan mendukung perusahaan pariwisata kedua negara untuk bekerja sama dalam mengembangkan proyek-proyek pariwisata," ungkap Frasco, seraya menambahkan bahwa departemennya akan berfokus terutama pada promosi produk dan layanan ramah lingkungan.
Pada 2019, Filipina mencatat 8,26 juta kunjungan wisatawan mancanegara, dengan China menjadi pasar wisatawan terbesar kedua dengan total 1,74 juta kedatangan.
Penerjemah: Xinhua
Editor: Alviansyah Pasaribu
Copyright © ANTARA 2023