Adanya saluran air yang tersumbat sampah sehingga meluap

Wonosobo (ANTARA) - Sebanyak 31 rumah terdampak banjir bandang akibat tanggul saluran irigasi jebol di Dusun Kasiran, Kelurahan Mlipak, Kabupaten Wonosobo, Jawa Tengah.

Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Wonosobo Bambang Triyono di Wonosobo, Kamis, menyampaikan bahwa tanggul jebol terjadi pada Rabu (4/1) sore mengakibatkan 31 rumah mengalami kerusakan berupa tembok jebol, kerusakan perabot rumah tangga, dan rumah penuh lumpur.

Ia menyampaikan tidak ada korban jiwa dalam kejadian tersebut, namun pemilik rumah mengungsi ke sanak saudara atau tetangga yang kondisinya lebih aman.

"BPBD masih terus berupaya mengadakan pendataan tentang kerugian, serta mengambil langkah antisipasi karena saat ini tanggul jebol belum diatasi secara total. Air di saluran tersebut dialirkan ke tempat lain untuk mengatasi sementara waktu karena saat ini masih sering terjadi hujan," katanya.

Saat ini warga bersama TNI, Polri, dan para relawan bergotong-royong membersihkan rumah dari genangan lumpur.

Camat Wonosobo Joko Widodo mengatakan bencana merupakan kejadian alam, sebagai umat manusia berupaya agar kerugian bisa diminimalkan.

"Salah satu penyebab dari jebolnya saluran ini adalah karena adanya saluran air yang tersumbat sampah sehingga meluap dan menyebabkan tanggul tidak kuat menahan air sehingga jebol, " katanya.

Baca juga: Banjir bandang di Wonosobo akibatkan seorang tewas

Baca juga: Longsor di Kabupaten Wonosobo akibatkan satu warga luka berat

“Dengan adanya kejadian bencana banjir bandang ini kami mengajak dan mengimbau kepada semua pihak agar peduli dengan lingkungan sekitar dengan cara tidak membuang sampah sembarangan, khususnya ke saluran air atau sungai yang bisa mengakibatkan bencana," katanya.

Kepala Bidang Sumberdaya Air Dinas PUPR Kabupaten Wonosobo Eko Permono menyampaikan tanggul jebol tersebut di irigasi Mangli sepanjang 21 meter dengan tinggi sekitar dua meter mengakibatkan banjir bandang dan menerjang perumahan warga.

Secara teknis, katanya saluran irigasi ini bisa menampung air irigasi karena berdasarkan perhitungan debit air irigasi memang dengan dimensi saluran yang ada sudah bisa tertampung, tetapi karena intensitas curah hujan yang cukup tinggi kemudian ditambah buangan air yang masuk ke saluran mengakibatkan saluran tidak bisa menampung volume air dan akhirnya terjadi longsor.

Ia menuturkan penanganan sementara nanti dengan biobag dan juga dengan karung agar ketika terjadi hujan air tidak mengalir ke bekas longsoran, tetapi untuk sementara saluran irigasi ini ditutup. Air yang mengalir di saluran ini adalah air buangan dan air hujan.

Baca juga: Jalur Dieng kembali dibuka setelah longsor

Baca juga: Banjir dan tanah longsor landa Wonosobo

Pewarta: Heru Suyitno
Editor: Zita Meirina
Copyright © ANTARA 2023