Jakarta (ANTARA) - Model Indonesia Ayu Gani menceritakan perjalanannya di industri permodelan melalui serial "The Where Next Club" yang dipersembahkan oleh Glenfiddich.
Gani, yang memenangkan kompetisi Asia's Next Top Model (ASNTM) 2015, telah membangun reputasi untuk dirinya sendiri dan memperluas kariernya di luar model seperti menciptakan konten, menjadi pembicara pada acara motivasi, dan membimbing model yang bercita-cita tinggi.
"Saya selalu bertanya pada diri sendiri -- 'where next?' Maksud saya, saya telah memenangkan ASNTM 2015 lalu. Itu mungkin puncak karier saya pada saat itu, dan sejak itu, saya bisa bekerja sebagai model di luar negeri seperti di London, mengelilingi Eropa, dan Amerika Serikat," ungkap Gani dalam keterangannya, Kamis.
"Saya selalu bertanya pada diri sendiri, 'Apa lagi yang ingin saya lakukan?' Setelah itu, di mana selanjutnya? Kita bisa mendapatkan banyak informasi di sana, jadi saya percaya di situlah semuanya dimulai," imbuhnya.
Baca juga: Ayu Gani doyan belanja online (Video)
Baca juga: Ini kiat Ayu Gani merawat kecantikan, hapus make up dan keramas
Awal karir modeling Gani, katanya, "terjadi secara tidak sengaja." Ibunya membujuknya untuk mendaftar kontes model yang disponsori oleh majalah terkemuka pada 2011.
Dia mengakui bahwa dia sangat tomboy, tidak pernah menggunakan kosmetik, tidak tahu bagaimana berpakaian dengan baik, dan bahkan tidak pernah mengenakan sepatu hak tinggi.
Setelah menjadi salah satu pemenang di kompetisi gadis sampul itu, karier Gani pun melejit. Ia mulai banyak menerima undangan untuk berpartisipasi dalam pemotretan dan acara mode, termasuk di Jakarta Fashion Week.
Ia lalu mendapatkan email casting dari ASNTM pada 2012, dan bergabung di acara itu pada 2015. Setelah menjadi orang Indonesia pertama yang memenangkan ajang itu, Gani mengakui dirinya tidak tahu bahwa keputusannya yang spontan untuk berpartisipasi dalam kompetisi tersebut akan memiliki dampak yang begitu signifikan pada kehidupannya.
Meski terdengar sangat mulus, perjalanan Gani sebagai seorang model juga penuh dengan tantangan.
Rasa tidak aman dan persepsi bahwa dia tidak cocok dengan profesinya merupakan hambatan yang pernah dialami oleh dirinya. Bahkan, ia juga pernah ditolak dari agensi model dan peragaan busana.
Namun, Gani mengatasi kesulitan tersebut dengan tidak pernah menyerah. Ia mengatakan selalu konsisten untuk memperhatikan orang-orang yang mendukungnya dan mencoba berbagai hal baru.
"Jangan mudah puas, saya percaya itu adalah hal yang paling krusial. Saya tidak pernah merasa cepat puas dengan apa pun," kata Gani.
"Menurut saya, pola pikir dan pikiran untuk tidak pernah berhenti sangatlah penting," imbuhnya.
Saat ini, Gani membentuk agensi modelnya sembari bekerja sebagai konsultan pemodelan untuk model di Indonesia. Selain itu, ia juga menciptakan sekolah model karena dia ingin memberikan aspirasi tentang bagaimana rasanya menjadi seorang model kepada mereka yang memiliki cita-cita tinggi dan ingin bekerja di industri ini.
Gani juga ingin membangun bisnis modelling-nya di New York yang berfungsi sebagai penghubung antara perusahaan pemodelan Indonesia dan Amerika.
"Kami berharap bahwa kelanjutan 'The Where Next Club' di Indonesia terus menginspirasi dengan kisah-kisah luar biasa ini," kata Regional Brand Ambassador untuk Glenfiddich Southeast Asia Brett Bayly.
Baca juga: Flores Indonesia's Next Top Model berbagi cerita Idul Fitri
Baca juga: Kelly Tandiono bagikan tiga kiat bersepeda untuk pemula
Baca juga: Tips dapatkan pose terbaik dari runner up AsNTM
Pewarta: Arnidhya Nur Zhafira
Editor: Maria Rosari Dwi Putri
Copyright © ANTARA 2023