Perdagangan kedua negara dapat terus tumbuh mengingat potensi besar yang ada pada kedua negara.â€
Jakarta (ANTARA News) - Kota Quito, Ibukota Ekuador merupakan kota ketiga yang dikunjungi dalam rangka misi dagang dan pertemuan bisnisIndonesia-Amerika Latin dan Tengah setelah Panama dan Kolumbia yang dipimpin Dirjen Pengembangan Ekspor Nasional,Gusmardi Bustami.
Forum Bisnis di Quito yang diselenggarakan pada 13 September 2012 dibuka oleh Duta Besar RI untuk Ekuador, Saut Maruli Gultom dan dihadiri sekitar 40 peserta yang mewakili perusahan-perusahan Ekuador antara lain di bidang tekstil, kopi, karet,agrobisnis, otomotif, kertas, dan pariwisata.
Siaran pers Kementerian Perdagangan menyebutkan Indonesia membuka kantor Kedutaan di Quito sejak 11 November 2010, namun telah memiliki hubungan diplomatik dengan Ekuador sejak 29 April 1980.
“Hubungan dagang Indonesia-Ekuador saat ini terus tumbuh, dari USD 44,2 juta di tahun 2007 menjadi USD 96,6 juta pada tahun 2011, dengan rata-rata pertumbuhan sebesar 19,8% per tahun. Perdagangan kedua negara dapat terus tumbuh mengingat potensi besar yang ada pada kedua negara,” kata Gusmardi.
Deputy Vice Minister of Trade Ekuador, Roberto Betancourt Ruales menyampaikan bahwa semangat Forum Bisnis ini adalah meningkatkan kerja sama bilateral kedua negara untuk mulai memperkuat kerja sama ke arah ekonomi global secara lebih visible.
Hubungan tidak hanya dilakukan di sektor perdagangan saja, juga bidang lainnya seperti pariwisata, investasi, dan perikanan.
Ekuador merupakan negara pengekspor pisang nomor satu di dunia. Indonesia dapat bekerja sama di bidang ini, khususnya teknologi bagaimana memproduksi buah Pisang yang berkualitas tinggi dan tahan lama.
Perlu diintensifkan pertemuan melalui diskusi dan seminar antara Indonesian-Ecuadorian untuk saling bertukar informasi di berbagai bidang untuk meningkatkan kerja sama ekonomi.
Ekuador berharap bisa belajar dari Indonesia tentang teknologi pengolahan Palm Oil serta berharap bisa membuka Ecuadorian Office di Indonesia untuk mendukung peningkatan kerja sama ekonomi kedua negara.
Pada kesempatan dialog di Kantor Kementerian Hubungan Luar Negeri dan Perdagangan Ekuador, hadir Direktur Perdagangan dan Investasi, Patricio Salazar.
Dirjen PEN yang didampingi Dubes RI untuk Ekuador menyampaikan kondisi terkini Ekonomi Indonesia serta mengharapkan total nilai perdagangan Indonesia yang masih berkisar 5-6% ke kawasan Amerika Latin dapat ditingkatkan.
Untuk itu, ke depan akan diintensifkan komunikasi dengan memediasi pelaku usaha Indonesia dan Ekuador.
Ekuador memandang Indonesia sebagai platform yang sangat penting dan pengusaha Ekuador ingin menjadikan Indonesia sebagai mitra di Asia.
Demikian sebaliknya, Indonesia juga dapat melihat Ekuador sebagai mitra di Amerika Latin. Dalam kerja sama antar kedua negara, Indonesia tidak hanya melihat Ekuador sebagai sebuah negara saja, namun keseluruhan Amerika Latin.
Ekuador dapat menjadi pintu masuk bagi ekspor Indonesia ke negara-negara yang tergabung dalam Aliansi ALBA yang anggotanya Antigua dan Barbuda, Bolivia, Kuba, Dominika, Ekuador, Nikaragua, Saint Vincent dan Grenada, dan Venezuela, yang menggunakan sistem SUCRE, yaitu sistem pembayaran dengan menggunakan mata uang setempat.
Sistem ini bisa menjadi insentif bagi pengusaha Indonesia yang akan bermitra di Ekuador.
Wakil Menteri Bidang Perdagangan Ekuador berencana akan berkunjung ke Indonesia pada Oktober 2012.
Pemerintah Ekuador berkomitmen untuk mengirimkan lebih banyak pengusaha ke Indonesia untuk mengeksplorasi peluang bisnis dengan Indonesia termasuk menghadiri Trade Expo Indonesia 2012.
Total perdagangan Indonesia dan Ekuador tahun 2011 mencapai USD 96,62 juta meningkat 37,1 % dibanding tahun 2010 sebesar USD 70,19 juta. Sementara pada periode Januari-Juni 2012 sebesar USD 38,86 juta, masih belum mencapai kondisi yang sama dibanding periode yang sama tahun 2011 yang sebesar USD 50,58 juta (menurun 23,1%).
Ekspor Indonesia periode Januari-Juni 2012 sebesar USD 35,64 juta, sedangkan periode yang sama tahun 2011 mencapai USD 48,24 juta. Impor dari Ekuador periode Januari-Juni 2011 sebesar USD 2,35 juta dan periode yang sama tahun 2012 sebesar USD 3,23 juta. Tahun ini periode Januari-Juni Indonesia masih surplus perdagangan dengan Ekuador sebesar USD 32,4 juta.
(A038)
Pewarta: Aditia Maruli Radja
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2012