Terdapat beberapa korban jiwa dalam serangan ganda pagi ini. Kami masih mengumpulkan lebih banyak informasi soal serangan itu

Mogadishu (ANTARA) - Sedikitnya 10 orang tewas sementara tujuh lainnya luka-luka dalam serangan bom ganda yang diduga dilancarkan oleh al-Shabab di Kota Mahas, Somalia tengah, pada Rabu (4/1) pagi waktu setempat, seorang pejabat pemerintah daerah dan sejumlah saksi memberikan konfirmasi.

Komisioner Distrik Mahas Mumin Mohamed Halane menyampaikan bahwa serangan itu menargetkan rumah tempat tinggal sejumlah pejabat pemerintah yang memimpin operasi antiteror di wilayah Hiran, namun hanya tentara yang berada di dalam rumah saat serangan bom itu terjadi.

Dia mengatakan bahwa dua mobil bermuatan bahan peledak menargetkan sejumlah pejabat pemerintah yang berada di dalam rumah, seraya menambahkan sebagian besar korban jiwa merupakan warga sipil.

"Terdapat beberapa korban jiwa dalam serangan ganda pagi ini. Kami masih mengumpulkan lebih banyak informasi soal serangan itu dan akan segera merilis jumlah korban," ujar Mohamed via sambungan telepon.

Sejumlah saksi menuturkan bahwa jumlah korban tewas kemungkinan bertambah menyusul ledakan tersebut.

"Ada sejumlah anggota keluarga berada di dalam rumah itu dan kemungkinan tewas akibat serangan tersebut," kata seorang saksi yang menolak menyebutkan namanya via sambungan telepon.

Sejauh ini, belum ada kelompok yang mengaku bertanggung jawab atas serangan itu, namun kelompok teror al-Shabab telah melancarkan sejumlah serangan mematikan terhadap pejabat pemerintah dan pasukan penjaga perdamaian Uni Afrika di negara tersebut sejak 2007.

Mahas merupakan salah satu distrik tempat pasukan pemerintah dan regional sukses menyingkirkan al-Shabab dalam beberapa bulan terakhir.

Pasukan pemerintah telah mengintensifkan operasi untuk mengusir teroris Shabab dari persembunyian mereka di wilayah Somalia tengah dalam beberapa bulan terakhir, yang mengakibatkan militan tersebut kehilangan kekuatan dan menderita banyak korban jiwa.

Kelompok teror sekutu al-Qaida itu telah kehilangan banyak wilayah yang sebelumnya berada di bawah kendali mereka, namun masih mampu melancarkan sejumlah serangan di Somalia.

Pewarta: Xinhua
Editor: Junaydi Suswanto
Copyright © ANTARA 2023