Para siswa tersebut magang di 93 mitra industri. Mereka mendapatkan pengalaman kerja di industri, bagaimana manajemen proyek, komunikasi yang efektif, hingga mengenal apa itu tenggat waktu
Jakarta (ANTARA) - Sebanyak 7.529 siswa jenjang SMA/SMK mendapatkan pengalaman kerja di dunia industri melalui platform teknologi Bantu Kerja yang diluncurkan oleh Matata Eduasi Inovasi.
“Para siswa tersebut magang di 93 mitra industri. Mereka mendapatkan pengalaman kerja di industri, bagaimana manajemen proyek, komunikasi yang efektif, hingga mengenal apa itu tenggat waktu,” kata CEO Matata Edukasi Inovasi, Tari Sandjojo, di Jakarta, Rabu.
Ia menjelaskan platform Bantu Kerja sudah dimulai sejak tiga tahun yang lalu. Saat ini terdapat 2.838 proyek yang sudah diselesaikan. Sementara mitra institusi yang sudah bekerja sama sebanyak 65 sekolah.
Industri yang sudah bergabung di antaranya, Sinarmas Tbk, Bakrie and Brothers, Visinema, Bengkel Nawilis, THK Law Firm, Habitat for Humanity, dan Mad Bagel. Untuk jenis pekerjaan yang dilakukan oleh pemagang disesuaikan dengan tingkat atau jenjang siswa tersebut.
Ia mengatakan generasi muda saat ini cenderung menemukan minat mereka lebih dini dibandingkan generasi sebelumnya. Generasi muda saat ini enggan untuk belajar sesuatu yang tidak sesuai dengan minat mereka. Hal itu dikarenakan pengaruh dari perkembangan teknologi.
“Akan tetapi yang namanya kerja, perlu adanya pengalaman kerja. Itu yang perlu dipahami. Jadi kami membantu mitra industri dan juga mitra institusi dalam menyiapkan sumber daya manusia yang unggul dan berdaya saing di masa depan,” katanya.
Platform tersebut, kata dia, membantu para siswa untuk mendapatkan pengalaman kerja baik di dalam dan luar negeri. Pihaknya juga menyediakan modul pelatihan yang yang dirancang agar calon pekerja bisa berinteraksi dengan pelaku pasar (baik pemberi pekerjaan atau penyedia jasa) yang sudah berpengalaman.
Sejumlah cakupan pembekalan meliputi cara menyusun CV dan portfolio yang representatif , pemahaman etika kerja, memberikan pilihan peluang kerja, ketrampilan menjawab dalam wawancara maupun latihan menyelesaikan projek dengan umpan balik langsung dari pemberi pekerjaan.
“Ke depan, kami berharap dapat menjangkau lebih banyak lagi siswa-siswa dan juga sekolah serta mitra industri di Tanah Air. Sehingga dapat membantu pemerintah dalam menyiapkan sumber daya manusia yang unggul,” demikian Tari Sandjojo.
Baca juga: Kemenperin fasilitasi IKM dan SMK manfaatkan teknologi industri 4.0
Baca juga: Kejar.id, aplikasi dari SMK untuk pendidikan Indonesia
Baca juga: Kemendikbud permanenkan platform teknologi PJJ bukan metode
Baca juga: Kemendikbudristek tetapkan SMK Wikrama percontohan PK "Cyber Security"
Pewarta: Indriani
Editor: Andi Jauhary
Copyright © ANTARA 2023