"Misalnya dalam penyaluran kredit, yang sekarang menjadi debat. Saya mengajak agar dalam mengambil keputusan menggunakan common sense dan bussines logic. Jangan dengarkan pihak-pihak yang ingin mencampuri dengan kebijakan yang di luar a
Jakarta (ANTARA News) - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono mengatakan, pemerintah tidak akan mencampuri keputusan perbankan dalam menentukan kebijakan penyaluran kredit yang diambil dengan menggunakan akal sehat dan logika bisnis."Misalnya dalam penyaluran kredit, yang sekarang menjadi debat. Saya mengajak agar dalam mengambil keputusan menggunakan common sense dan bussines logic. Jangan dengarkan pihak-pihak yang ingin mencampuri dengan kebijakan yang di luar akal sehat dan logika bisnis," kata presiden dalam sambutannya pada pembukaan Kongres Persatuan Perbankan Nasional (Perbanas) di Jakarta, Selasa.Menurutnya, pemerintah akan menjaga agar tidak ada pihak di negeri ini yang bisa menekan dan memaksa pimpinan perbankan untuk mengambil keputusan yang tidak sesuai dengan kebijakan yang benar.Selain itu, lanjutnya, pimpinan perbankan juga harus memiliki pertimbangan bisnis yang baik dalam menentukan kebijakannya.Namun, jika keputusannya itu ternyata salah, maka bankir tersebut, kata presiden belum tentu bisa dianggap melakukan kejahatan atau tindak pidana korupsi yang harus diadili."Ini sangat penting. Sudah sampaikan ke jajaran penegak hukum. Tanpa mengurangi intensitas kita membangun good governace dan memberantas korupsi. Pertimbangan bisnis adalah bagian dari pengambilan keputusan. Kalau itu dijalankan dengan benar dan ternyata meleset. Itu belum tentu berarti kriminal. Tidak bisa itu korupsi. Lihat dulu konteksnya," katanya.Dengan kebijakan yang tepat, Presiden meminta agar perbankan memberikan kontribusinya terhadap pembangunan ekonomi nasional seperti dengan meningkatkan penyaluran kredit investasi.Dikatakannya, dengan momentum perbaikan ekonomi saat ini pemerintah optimis pertumbuhan ekonomi dalam lima tahun ke depan akan stabil di atas enam persen, namun hal itu membutuhkan dorongan dari masuknya investasi dan peningkatan ekspor. Perbankan nasional, lanjutnya, sangat berperan penting untuk memberikan dukungan dana dari peningkatan investasi dan ekspor tersebut.Sehingga untuk itu, perlu adanya peningkatan sistem perbankan yang inovatif dalam menghadapi perubahan dan perkembangan ekonomi global saat ini. "Kita perlu perbankan yang kuat dan sehat. Hal itu bisa dilihat jika bank itu tidak rentan dari gejolak ekonomi atau goncangan eksternal. Itu ukuran reformasi ekonomi bila berjalan baik," katanya.Presiden juga meminta perbankan tetap menerapkan prinsip kehati-hatian dalam pemberian kredit, namun hal itu harus dilakukan tanpa mempersulit penyaluran kredit.(*)
Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2006