Jakarta (ANTARA) - Learning management system (LMS) Eduqat mendukung edukator Indonesia untuk menuju kancah internasional atau go global.
Eduqat bertujuan memberdayakan para edukator dan kreator konten pendidikan, menjangkau audiens yang lebih luas dengan mendukung mereka untuk membangun situs web mereka sendiri, kata Jourdan Kamal, CEO dan Co-founder Eduqat dalam keterangannya pada Senin.
Namun, berbeda dengan kebanyakan LMS lainnya, Eduqat membantu para guru dan kreator konten untuk mengembangkan pasarnya ke berbagai negara lain dan menargetkan audiens global.
Baca juga: Duolingo rayakan ulang tahun ke-10 dengan tampilan baru
Baca juga: Startup jebolan SSI Dibimbing raih pendanaan dari Init-6
"Para pendidik membutuhkan lebih dari sekadar platform pengajaran. Eduqat menyediakan alat pemasaran bagi mereka dan kreator konten edukasi untuk melakukan promosi, sekaligus mengelola konten dan siswa mereka," katanya.
Melalui platform tersebut, mereka tidak hanya dapat mengunggah materi pengajaran seperti video dan kuis bagi siswa, tetapi juga dapat membuat kelas terjadwal dan sesi mentoring yang interaktif.
"Tidak semua LMS mendukung fitur ini."
Eduqat, kata Jourdan, didirikan sebagai startup edutech dengan aspirasi global. Ini adalah saat yang tepat untuk memperkenalkan para guru, pendidik, dan pencipta konten edukasi dari Indonesia, dan mengajak mereka mulai berpikir untuk go global, karena pasarnya besar di luar sana.
"Melalui Eduqat, kami juga ingin mendukung pertumbuhan ekonomi kreator Indonesia," kata Jourdan.
Menurutnya, Indonesia merupakan pasar pertama Eduqat, dan dalam waktu dekat mereka akan meluncurkan platformnya untuk pasar internasional, dimulai dari Singapura.
Eduqat menggandeng Stripe sebagai sistem yang dapat mengelola pembayaran secara internasional – dukungan dari payment gateway yang memungkinkan para penggunanya, yakni guru, edukator dan kreator konten, menerima pembayaran dalam berbagai mata uang.
"Kami pikir Stripe adalah pilihan terbaik. Dengan dukungan Stripe, Eduqat dapat memfasilitasi pembayaran kartu dan transfer bank. Kami juga dapat menerima mata uang dari berbagai negara yang berbeda, termasuk Rupiah, SGD (Singapore Dollar) dan USD (United States Dollar) – yang kemungkinan besar akan menjadi mata uang yang paling populer di antara target audiens pengguna kami. Hal ini akan menguntungkan guru, edukator, dan kreator konten Indonesia yang ingin masuk ke pasar internasional," kata Jourdan.
Baca juga: QSP dukung transformasi pendidikan, digunakan lebih dari 177.000 guru
Baca juga: Gerakan UI Mengajar gandeng CoLearn kenalkan potensi EduTech
Baca juga: Kemendikbudristek gandeng Oracle Academy untuk keterampilan siswa
Pewarta: Ida Nurcahyani
Editor: Alviansyah Pasaribu
Copyright © ANTARA 2023