Jakarta (ANTARA) - Peneliti senior Network for Democracy and Electoral Integrity (Netgrit) Hadar Nafis Gumay berharap Komisi Pemilihan Umum (KPU) RI dapat bekerja secara transparan demi menghadirkan penyelenggaraan Pemilu 2024 yang berkualitas.
“KPU kami harapkan bekerjalah dengan jujur, adil, dan yang paling penting adalah dengan transparan. Masyarakat perlu diberitahu tentang apa yang sedang dijalankan," ujar Hadar saat menjadi narasumber dalam diskusi bersama Radio Idola Semarang bertajuk “Refleksi Politik Sepanjang Tahun 2022 dan Perbaikan Apa yang Perlu Dilakukan pada 2023?”, sebagaimana dipantau di Jakarta, Senin.
Baca juga: BRIN ingatkan penyelenggara pemilu terus jaga kepercayaan publik
Jika KPU tidak bekerja secara transparan, lanjut dia, hal tersebut dapat memicu kemunculan kecurigaan dari masyarakat, terutama terkait dengan adanya kecurangan dalam penyelenggaraan Pemilu 2024. Contohnya, yang telah terjadi di dalam tahapan verifikasi faktual partai politik calon peserta Pemilu 2024.
Dalam tahapan tersebut, Hadar mengatakan Koalisi Masyarakat Sipil Kawal Pemilu Bersih menerima aduan serta informasi mengenai dugaan kecurangan berupa manipulasi data dalam tahapan verifikasi faktual partai politik calon peserta Pemilu 2024 yang melibatkan KPU RI, dalam hal ini komisioner dan sekretaris jenderal.
Berdasarkan aduan dan informasi yang diterima koalisi masyarakat sipil itu, setidaknya ada dua belas kabupaten/kota dan tujuh provinsi yang diduga mengikuti instruksi dari KPU RI untuk berbuat curang saat verifikasi faktual partai politik calon peserta Pemilu 2024 berlangsung.
Hadar pun berharap KPU RI ke depannya dapat menyelenggarakan setiap tahapan Pemilu 2024 dengan mengedepankan prinsip transparan sehingga masyarakat dapat mengontrol kualitas pekerjaan mereka.
"Jika tidak transparan, masyarakat sulit memonitor. KPU kehilangan ruang masyarakat untuk ikut mengontrol kualitas pekerjaan yang dilakukan. Ke depan, seharusnya semua yang dilakukan dibuka datanya. Mari, kita berharap pembenahan ini dilaksanakan dalam waktu segera," ujar dia.
Baca juga: Pengamat: Pemilih lebih kenal caleg dalam sistem proporsional terbuka
Baca juga: Netgrit ajak publik cari informasi tentang parpol peserta Pemilu 2024
Baca juga: Peneliti Netgrit ajak masyarakat cek nama di daftar pemilih tetap
Pewarta: Tri Meilani Ameliya
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2023