Kuala Lumpur (ANTARA News) - Nama lengkapnya Farah Eleena Ahmad Mahdzan -- biasa dipanggil Farah atau Fairy Mahdzan. Cewek tomboy, energik, dan gaul ini adalah wartawan MyIndo.com. MyIndo.com merupakan sebuah situs web (website) pribadi milik Farah sendiri. Di dalamnya terkandung tulisan-tulisan Farah dalam bahasa Inggris mengenai banyak hal tentang Indonesia: dari soal budaya, masyarakat, perkembangan musik, makanan dan minuman, dan lain-lain. "Pokoknya, isinya berbagai cerita tentang kekaguman saya terhadap Indonesia. Apa saja yang menurut saya menarik tentang Indonesia, saya bahas berdasarkan sudut pandang saya sebagai orang Malaysia," katanya. Di situs www.MyIndo.com tersedia 100 lebih artikel Farah tentang Indonesia. Misalnya tentang bajaj ("From Jakarta with Love"); bakso ("Bakso Bola Tenis"); ketok mejik ("Ketok Magic: The Cheap Alternative to Expensive Car Repair!"); Candi Prambanan ("Prambanan Temple: Why Lovers are Discouraged to Visit"); dan lain-lain. Begitu pula tentang perkembangan musik Indonesia. Hasil wawancara Farah dengan sederet artis dan musisi beken Indonesia seperti Kris Dayanti, Project Pop, Ruth Sahanaya, Gigi dan lain-lain ditampilkan di sana. Lebih menarik lagi, Farah tak lupa memamerkan foto-foto artistik tentang objek tulisannya, yang tak lain hasil jepretannya sendiri. Bagi orang Indonesia, tulisan-tulisan seperti itu mungkin bernilai biasa-biasa saja, kurang menarik. Tapi di mata lajang kelahiran Malaysia, 28 Januari 1979 itu, objek-objek seperti bajaj, ketok mejik, pedagang keliling (bakso, pangsit, somay, tahu-tempe goreng) atau yang lainnya, merupakan hal yang unik. "Saya memang suka menulis tentang hal-hal yang sepele, tapi yang sangat identik dengan Indonesia, seperti minuman teh botol, bakso beserta mangkuknya yang bergambar ayam jago. Itu semua kan khas Indonesia dan tidak saya jumpai di Malaysia," paparnya. Lebih penting lagi, seperti diakui Farah sendiri, ia memang begitu kagum terhadap Indonesia. Dalam pandangannya, Indonesia merupakan negara tetangga yang paling dekat dan memiliki banyak kemiripan dengan Malaysia (bahasa, budaya dan lebih-lebih lagi sejarah). Penduduknya baik dan ramah. Makanan khasnya enak-enak. Musiknya juga progresif. "Indonesia penuh dengan daya kreativitas dan kebebasan, yang kadang-kadang tidak saya rasakan di Malaysia, apalagi dalam soal seni dan musik," tegasnya. Selain faktor kekaguman terhadap Indonesia, keberadaan MyIndo.com juga tak dapat dilepaskan dari latar belakang pendidikan dan hobi Farah sendiri. Putri ketiga dari pasangan Prof. Dr. Ahmad Mahdzan Ayob dan Prof. Dr. Noran Fauziah Yaakub itu adalah jebolan dari Ohio University, USA (1997-2001) dalam bidang manajemen sistem informasi (Management Information System). Di luar itu, membaca, menulis, berpetualang, koleksi CD dan kaset musik, terutama penerbitan website, merupakan aktivitas yang sering dilakoni penggemar teh botol Sosro dan pempek Palembang itu. Farah bercerita, ketika masih belajar di sekolah menengah, dia malah lebih banyak menghabiskan waktu untuk belajar membuat website. Pada 1997, dia mencoba menyusun kamus online dengan nama Jom Ngomong2x! (Ngerumpi, Yuk!) yang berisi kata-kata popular (slang) Bahasa Indonesia dan Bahasa Malaysia. "Saya membuat situs itu untuk fun-fun aja sih. Saya ambil kosa kata Bahasa Indonesia yang slang dan lucu, lalu saya terjemahkan ke Bahasa Malaysia." Tiga tahun kemudian (2000), Farah bereksperimen membuat situs untuk keluarganya yang diberi nama www.mahdzan.com, kemudian disusul situs pribadinya, fairy.mahdzan.com. Dalam situs terakhir inilah Farah mulai menulis cerita tentang kekagumannya terhadap Indonesia, mulai dari dunia musik, budaya pop dan cerita perjalanan. "Apa saja yang menurut saya menarik tentang Indonesia, saya bahas dari perspektif saya sebagai orang Malaysia." Setelah artikel-artikel berbahasa Inggris itu kian menggunung, Farah memutuskan untuk menukar nama situs fairy.mahdzan.com menjadi myIndo.com. "My" merupakan nama domain internet Malaysia, sementara "Indo" singkatan dari Indonesia. "Jadi arti nama website saya adalah A Malaysian's Indonesia, atau pun My Indonesia, Indonesia dari perspektif pandangan saya sebagai orang Malaysia." Farah menjelaskan, nama MyIndo.com merupakan hasil diskusi antara dia bersama temannya Natali "Adhe" Ardianto di Jakarta lewat chat. Tujuan penukaran nama itu agar orang lebih mudah mengingatnya dan lebih cocok dengan isinya. Sementara logo dan desain situs MyIndo.com, tambah Farah, terbentuk melalui hasil kerjasamanya dengan Ryan Wijaya, seorang desainer dari Jambi. Logo itu disimbolkan dengan kartun lucu yang dirangkai dengan dominasi warna dasar bendera Malaysia dan Indonesia: merah, putih, kuning dan biru. "Saya mau logo itu mengekspresikan jiwa yang 'fun' dan menggambarkan adanya ikatan dan kesatuan yang kuat antara Malaysia dan Indonesia," jelasnya. Ketika Farah tahu bahwa domain MyIndo.com masih terbuka dan tersedia, dia langsung daftar. Dan pada pertengahan 2003, situs ini resmi 'go public'.Obat penawar rindu Sejak kehadirannya sampai hari ini, MyIndo.com banyak menerima komentar dan tanggapan dari pembacanya. Rata-rata orang Indonesia yang datang ke situs ini, menurut Farah, merasa kagum dan sedikit kaget: ada anak Malaysia yang begitu mengapresiasi negara mereka sampai membuat situs segala. "Orang Indonesia di luar negeri sering bilang situs saya mengobati rasa rindu mereka kepada Tanah Air tercinta. Kadang-kadang saya pikir lucu juga, karena saya sendiri bukan orang Indonesia!" Orang Malaysia dan Singapura lain pula komentarnya. Mereka menganggap Farah sebagai seorang yang ahli tentang Indonesia. Tak heran kalau dia sering dijadikan 'konsultan' tentang Indonesia: dari soal makanan, bahasa dan istilah, tempat-tempat shopping dan jajan, dan lain-lain. "Saya bukan ahli tentang Indonesia. Melalui situs itu, saya hanya ingin berbagi pengalaman dengan pembaca tentang apa yang saya suka dan tahu tentang Indonesia. Itu saja." Karena artikel-artikel Farah ditulis dalam bahasa Inggris, situs ini tak pelak lagi juga mendapat perhatian dari orang di luar Indonesia dan Malaysia, atau yang tidak bisa berbahasa Melayu (Indonesia-Malaysia). "Mereka suka sama MyIndo.com karena artikel-artikel itu ditulis dalam bahasa Inggris. Jadi mereka juga bisa menikmati cerita-cerita saya." Lebih jauh, Farah menjelaskan, melalui situsnya itu ia juga bisa berkenalan dengan orang lain yang memiliki hobi dan perhatian serupa tentang Indonesia. Salah satunya bernama Jeroen, seorang warga negara Belanda yang juga mempunyai situs serupa bernama www.indahnesia.com. Begitulah Farah, cewek tomboy yang kreatif. Sehari-hari ia sebenarnya sibuk bekerja sebagai "IT engineer" di Cyberjaya. Tapi di luar itu, ia secara sukarela mau mengorbankan waktu, tenaga dan uangnya sendiri untuk menyalurkan hobinya: membaca, menulis, memotret. Lebih penting lagi, ia juga mengagumi Indonesia. Dan semua itu diekspresikannya secara kreatif melalui MyIndo.com. Tak semua buruk Buat Malaysia sendiri, manusia seperti Farah dapat dibilang langka. Maklum saja, citra Indonesia dan masyarakatnya bagi sebagian masyarakat Malaysia kurang begitu baik, khususnya menyoal Tenaga Kerja Indonesia (TKI) di Malaysia. Farah juga mengakui hal itu. Tapi ia juga menjelaskan sebenarnya citra Indonesia di Malaysia tidak semuanya buruk.Dalam soal perkembangan musik, misalnya, banyak artis Indonesia sangat disukai oleh masyarakat Malaysia. Jumlah mahasiswa Indonesia di Malaysia juga meningkat terus. "Itu secara tidak langsung memberi peluang kepada orang Malaysia untuk bergaul dengan teman-teman Indonesia. Dengan begitu, saya berharap masyarakat Malaysia atau siapa saja dapat melihat Indonesia dari sudut pandang yang lebih positif dan berbeda", kata Farah. (*)
Oleh Oleh Nasrullah Ali Fauzi
Copyright © ANTARA 2006