Yogyakarta (ANTARA News) - Sinar api di puncak Gunung Merapi yang hingga saat ini masih berstatus siaga terlihat dari tiga pos pengamatan, masing-masing Babadan, Jrakah dan Selo, sementara guguran lava pijar tidak terpantau karena terhalang kabut. "Hari ini (Selasa, 9/5) antara pukul 00.00-06.00 WIB guguran lava pijar tidak terpantau akibat kabut, sedangkan kemarin (Senin, 8/5) terjadi guguran lava pijar sebanyak 23 kali yang masuk ke pelataran Gendol dengan jarak luncur sekitar 150 meter," kata Kepala Seksi Gunung Merapi BPPTK Yogyakarta, Subandriyo, Selasa. Tetapi, menurut dia, dari Pos Pengamatan Babadan terlihat sinar api di puncak Merapi sebanyak tujuh kali, Jrakah lima kali dan Selo satu kali. "Dari Pos Pengamatan Kaliurang terpantau morfologi kubah lava yang masih mengalami perubahan relatif cepat," katanya. Aktivitas Merapi sejak dinyatakan berstatus siaga pada 12 April lalu masih berfluktuasi, namun tetap tinggi. Data kegempaan pada 8 Mei mencatat terjadi gempa vulkanik dangkal (VTB) sebanyak dua kali, gempa fase banyak (MP) 140 kali, gempa tektobik tiga kali dan gempa guguran 102 kali. "Sedangkan pada 9 Mei dari pukul 00.00-06.00 WIB tercatat VTB dua kali, MP 42 kali dan gempa guguran 42 kali," ujarnya. BPPTK Yogyakarta terkait dengan status Siaga Merapi ini masih melarang masyarakat melakukan kegiatan di badan sungai yang berhulu di Gunung Merapi, melarang para penambang pasir melakukan kegiatan penambangan dalam radius delapan kilometer dari puncak Merapi serta melarang wisatawan dan masyarakat mendaki gunung yang terletak di perbatasan Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) dan Jawa Tengah (Jateng) itu. (*)

Copyright © ANTARA 2006