Manila (ANTARA News) - Pasukan pemerintah hari Senin merebut sarang besar pemberontak komunis di Pilipina timur dan menewaskan satu pemberontak, kata jurubicara tentara. Kolonel Tristan Kison menyatakan tentara menyerang sarang pemberontak di desa luar kota Ormoc, 570 kilometer tenggara Manila, itu memicu tembak-menembak sengit. Pemberontak lari ke hutan sesudah 45 menit baku-tembak itu, meninggalkan satu pemberontak tewas. Tidak korban di pihak pemerintah. Tentara juga menemukan sejumlah senjata dan peluru dan menguasai markas itu, yang memiliki enam terowongan bawah tanah. Pertempuran antara pasukan pemerintah dengan pemberontak komunis meningkat sejak perundingan perdamaian terhenti tahun 2004. Pemberontak komunis memerangi pemerintah sejak ahir 1960-an, membuat gerakan itu satu dari pemberontakan kiri terlama di Asia. Tentara Pilipina ahir April menyatakan pemberontak komunis kehilangan 900 anggota atau 12 persen dari jumlah kekuatannya dalam tiga bulan. Jumlah anggota Tentara Rakyat Baru (NPA) dikabarkan anjlok dari sekitar 7.400 orang pada ahir tahun lalu menjadi 6.500 pada ahir Maret sebagai akibat pertempuran, pembelotan dan penangkapan. "Kami lihat anggota mereka berkurang 12 persen dalam triwulan pertama jika dibandingkan dengan angka Desember," kata jurubicara angkatan bersenjata Kolonel Tristan Kison kepada wartawan seperti disiarkan kantor berita DPA. Pemberontakan 37 tahun Maois itu mencapai puncak pada pertengahan 1980-an saat jumlah anggotanya mencapai sekitar 27.000 orang, katanya. "Kami menghubungkan penurunan itu dengan keberhasilan gerakan tempur kami. Dalam gerakan tempur, kami menemukan mayat. Korban pemberontak akan menurunkan moral mereka, yang akan mengakibatkan penyerahan diri beberapa anggotanya," kata Kison. "Mereka semakin lelah, kehilangan kesenangan, pangan akibat kesinambungan gerakan satuan kami. Akibat kekurangan itu, mereka pada ahirnya akan memutuskan menyerah kepada pasukan pemerintah," tambahnya. Sejumlah 117 pemberontak komunis ahir April menyerah kepada pasukan pemerintah Pilipina sesudah berbulan perundingan dengan kalangan intelijen tentara, kata pejabat angkatan darat.(*)
Editor: Heru Purwanto
Copyright © ANTARA 2006