Mamuju (ANTARA) - Badan Narkotika Nasional (BNN) Provinsi Sulawesi Barat sepanjang 2022 telah melakukan asesmen kepada 240 orang terkait penyalahgunaan narkoba.
"Pada 2022 jumlah kasus narkotika yang sudah masuk dalam proses asesmen sebanyak 240 klien dengan rincian, 229 laki-laki dan 11 perempuan," kata Pelaksana Tugas Kepala BNN Provinsi Sulbar AKBP Herman, di Mamuju, Sabtu.
Dari rekapitulasi data 240 klien pecandu narkoba selama 2022, kata Herman, latar belakang pendidikan mayoritas pada tingkat Pendidikan SLTA sebanyak 123 orang atau 51,25 persen dan terendah pada tingkat pendidikan S2 sebanyak satu orang atau 0,42 persen.
Sementara, berdasarkan jenis pekerjaan klien TAT mayoritas berprofesi sebagai wiraswasta sebanyak 127 orang atau 52,9 persen dan terendah pada Aparatur Sipil Negara (ASN) sebanyak 5,83 persen atau 14 orang.
"Kemudian, dari berbagai usia yang semuanya produktif yakni usia 10-39 tahun. Mereka terdiri dari mahasiswa dan wiraswasta dengan jenis zat yang pernah kecanduan, yakni sabu-sabu dan ganja," ujar Herman.
Ia menyampaikan bahwa pada Bidang Pencegahan dan Pemberdayaan Masyarakat (P2M) BNN Provinsi Sulbar telah melakukan advokasi pada masing-masing 15 desa/kelurahan di Kabupaten Mamuju dan Majene dan 22 desa/kelurahan di Kabupaten Pasangkayu.
"Serta, ada 15 desa di Kabupaten Mamasa untuk melaksanakan kegiatan P4GN berbasis sumber daya desa untuk mewujudkan desa/kelurahan bersinar atau bersih dari narkoba," ujarnya.
Ia juga mengungkapkan bahwa BNN Provinsi Sulbar belum dapat melaksanakan program P4GN secara maksimal sampai ke seluruh pelosok, karena topografi wilayah itu berupa pegunungan yang sulit dijangkau.
Keterbatasan anggaran, keterbatasan sarana transportasi dan belum terbentuknya BNN pada lima kabupaten di Sulbar kata Herman, juga menjadi salah satu kendala.
"Sarana kantor saat ini sifatnya masih sewa dan sangat menyulitkan perpanjangan setiap tahunnya karena anggaran sewa cenderung mengalami kenaikan. Upaya lain dengan meminjam gedung Pemkab Mamuju namun perlu renovasi akibat kerusakan oleh gempa," ujar Herman.
Pewarta: Amirullah
Editor: Agus Setiawan
Copyright © ANTARA 2022