Jakarta (ANTARA) - "Tak kenal lelah, pantang menyerah." Demikian Kepala Badan Narkotika Nasional Republik Indonesia (BNN RI) Komjen Pol. Petrus Reinhard Golose menyerukan semangat instansinya dalam menyelamatkan Indonesia dari bahaya narkotika.

Sepanjang 2022, BNN RI menerapkan empat strategi dalam memerangi narkotika. Keempat strategi tersebut adalah soft power approach, hard power approach, smart power approach, dan cooperation.

Melalui keempat strategi tersebut, BNN RI terus melakukan percepatan dalam upaya pencegahan dan pemberantasan penyalahgunaan dan peredaran gelap dan prekursor narkotika (P4GN).

Berikut adalah sejumlah capaian BNN RI sepanjang 2022, dengan mengimplementasikan keempat strategi tersebut dalam memerangi narkotika.


Soft power

Petrus menekankan bahwa memerangi narkotika tidak cukup bila hanya mengandalkan pemberantasan jaringan. Justru, bagian terpenting adalah melakukan pencegahan penyalahgunaan narkotika.

Atas dasar pemikiran tersebut, BNN pun mencetuskan strategi soft power approach yang meliputi bidang pencegahan, pemberdayaan masyarakat, dan rehabilitasi. Sepanjang 2022, BNN RI telah berhasil meraih berbagai pencapaian melalui strategi ini.

Contohnya, pada bidang pencegahan, sepanjang 2022 BNN RI berhasil mengimplementasikan program Desa Bersinar atau Bersih Narkoba di 588 desa/kelurahan se-Indonesia.

Program Desa Bersinar diikuti dengan kegiatan ketahanan keluarga antinarkotika (family resilience) melalui intervensi kepada 1.040 keluarga. Dalam kegiatan ini, BNN RI melibatkan 4.160 anggota keluarga, sedangkan relawan antinarkotika yang terlibat dalam kegiatan P4GN mencapai 347.124 orang.

Lebih lanjut, untuk membentengi para remaja di Indonesia dari narkotika, BNN RI melakukan pencegahan di lingkungan pendidikan melalui pengembangan kemampuan 34 SMP dan SMA sederajat agar secara mandiri melatih soft skill anak didiknya.

Pada 2022, BNN telah menyentuh 4.590 siswa. Di sisi lain, dalam bersosial dan berkomunitas, BNN telah membekali 1.730 remaja dengan kemampuan dalam mengenal diri dan mempengaruhi teman sebayanya untuk menolak narkotika.

Dalam bidang pemberdayaan masyarakat, BNN RI berhasil meningkatkan ketanggapsiagaan masyarakat terhadap ancaman penyalahgunaan dan peredaran gelap narkotika. Pada 2022, terdapat 21 kabupaten/kota dalam kategori sangat tanggap dan 129 kabupaten/kota dalam kategori tanggap ancaman narkoba.

Di sisi lain, BNN juga berhasil menurunkan kawasan rawan narkotika sebanyak 689 daerah dari 8.691 pada tahun 2021 menjadi 8.002 daerah pada tahun 2022.

Tak kalah penting, BNN RI terus menggarap program Grand Design Alternative Development (GDAD) di Aceh Besar, Bireuen, dan Gayo Lues melalui penanaman hingga panen jagung dan kopi.

Salah satu yang konkret adalah masyarakat di Bireuen berhasil panen jagung hibrida di atas lahan seluas 5 hektare dan masyarakat di Gayo Lues telah menambah luas area penanaman kopi seluas 500 hektare hasil sinergi dengan pemerintah kabupaten. Pada tahun 2022 ini, mereka berhasil panen kopi sebanyak 30,5 ton.

Sementara itu, pada bidang rehabilitasi, sebanyak 31.868 orang telah menjalani rehabilitasi pada layanan BNN RI dan mitra BNN RI tahun 2022. Dari jumlah tersebut, diperoleh indeks kepuasan sebesar 3,49 sehingga masuk ke kategori baik. Skala indeks kepuasan masyarakat berada dalam skor 1-4.

Pada tahun 2022, terdapat 142 lembaga rehabilitasi yang telah didorong dan difasilitasi, sehingga dapat melaksanakan layanan rehabilitasi sesuai dengan SNI 8807:2019 tentang standar layanan rehabilitasi narkotika.


Hard power

Strategi selanjutnya adalah hard power approach yang meliputi pemberantasan jaringan narkotika. Terkait dengan implementasi strategi ini, sepanjang 2022, BNN RI telah berhasil mengungkap 49 jaringan, dengan rincian 26 jaringan nasional dan 23 jaringan internasional.

Sepanjang tahun, BNN RI telah mengungkap 768 kasus tindak pidana narkotika dan prekursor narkotika dengan jumlah tersangka mencapai 1.209 orang. Upaya pemberantasan jaringan sindikat narkotika selalu ditindaklanjuti dengan pengungkapan tindak pidana pencucian uang (TPPU).

Tujuan dari penindakan ini adalah untuk memiskinkan para bandar. Sepanjang 2022, BNN RI mengungkap 17 kasus TPPU, dengan tersangka 20 orang dan total aset senilai Rp33,8 miliar.

Dari seluruh kasus yang telah ditangani sepanjang 2022, BNN RI menyita sejumlah barang bukti narkotika, yang mana tiga besar di antaranya adalah sabu-sabu seberat 1,902 ton, ganja 1,06 ton, ekstasi berbentuk tablet 262.789 butir, dan ekstasi berbentuk serbuk 16,5 kg.

Dalam perjuangannya untuk memberantas narkotika, BNN RI juga telah memusnahkan 152,8 ton ganja basah di lahan tanaman narkotika jenis ganja seluas 63,9 hektare.


Smart power and Cooperation


Untuk mendukung upaya perang melawan narkotika, BNN juga melakukan strategi smart power approach, yang meliputi pemanfaatan teknologi informasi dan riset.

Dalam aspek pemanfaatan teknologi informasi, BNN RI menyempurnakan berbagai layanan dalam BNN One Stop Service (BOSS), sedangkan dalam aspek riset, BNN melakukan pengukuran indeks kepercayaan masyarakat terhadap kinerja BNN RI.

Melalui pengukuran indeks kepercayaan masyarakat terhadap kinerja BNN, Petrus mengungkapkan bahwa kepercayaan masyarakat dalam pelaksanaan program P4GN meraih nilai 88,10, yang artinya sangat baik.

Di sisi lain, BNN juga menerapkan strategi cooperation atau kerja sama dengan berbagai pemangku kepentingan, baik yang merupakan instansi pemerintah maupun komponen masyarakat.

BNN telah menandatangani 43 dokumen kerja sama lainnya dengan rincian 19 dokumen kerja sama dengan instansi pemerintah, 3 dokumen dengan BUMN, 4 dokumen dengan lingkungan pendidikan, dan 17 dokumen dengan komponen masyarakat.

Tidak terbatas pada tingkat nasional, kerja sama BNN juga merambah pada tingkat regional maupun internasional. Contohnya, pada 2022 BNN telah menandatangani 22 dokumen MOU dengan 20 negara, dan MOU tersebut berjalan hingga saat ini.

Bentuk aktivitas kerja sama lainnya di tingkat internasional adalah pelatihan bersama Drugs Enforcement Administration (DEA) dan International Narcotics Control Board (INCB), serta partisipasi aktif BNN RI di sejumlah pertemuan strategis, seperti The 65th Commission On Narcotic Drugs (CND), The 43rd ASEAN Senior Official On Drugs Matters, Far East Regional International Drugs Enforcement Conference (IDEC), The 16th ASEAN Ministerial Meeting on Transnational Crime.

Selain itu, Indonesia juga berpartisipasi dalam The 44th Meeting of Heads of National Drug Law Enforcement Agencies Asia and The Pacific (HONLAP), The 7th ASEAN Seaport Interdiction Task Force (ASITF) Meeting, dan The 65th Reconvened Commission On Narcotic Drugs (CND).

Untuk memperkuat War On Drugs, BNN RI juga membina hubungan kerja sama yang intensif dengan Malaysia, Amerika Serikat, Iran, Argentina, Ekuador, Panama, Kuba, Kolombia, Peru, Venezuela, Australia, Portugal, Finlandia, Italia, Taiwan, Spanyol, Thailand, Laos, Singapura, dan Vietnam.

“Mari satukan tekad, kuatkan langkah untuk memerangi narkotika,” kata Petrus.

Editor: Masuki M. Astro
Copyright © ANTARA 2022