Jakarta (ANTARA News) - Jaksa Agung Abdul Rahman Saleh mempersilakan mantan Presiden Soeharto berobat ke luar negeri serta menyatakan bahwa untuk sementara proses hukum terhadap bekas penguasa Orde Baru itu dihentikan. "Kalau dokter bilang harus diobati juga ke luar negeri, maka kita akan kasih kesempatan ke luar negeri. Proses hukumnya sementara ini berhenti dulu sampai beliau sehat," kata Jaksa Agung di Kantor Kepresidenan, Jakarta, Senin malam, usai mengikuti Sidang Kabinet Paripurna yang dipimpin Presiden Susilo Bambang Yudhoyono. Abdul Rahman menegaskan dirinya saat ini tidak mau bicara dulu seputar proses hukum terhadap Soeharto dan menekankan bahwa yang terpenting adalah Pak Harto sembuh dulu dari sakitnya. "Sembuh itu diartikan kerusakan otak bisa pulih sehingga dia bisa dihadirkan di pengadilan atau bagaimana, Pak?" tanya wartawan. "Tidak, tidak. Tidak ada kaitannya dengan perkara. Sekarang diobati saja sampai sembuh," jawab Jaksa Agung. "Sembuh itu dalam arti secara fisik atau yang penting dia bisa dihadirkan ke pengadilan?" kejar wartawan. "Ya nanti dokter yang bilang (menentukan, red)," kata Abdul Rahman. Abdul Rahman menolak menjawab pertanyaan tentang usulan berbagai pihak agar Kejagung menghentikan proses penyidikan terhadap kasus-kasus Soeharto dengan mengeluarkan SP3 (Surat Perintah Penghentian Penyidikan). "Jangan ngomong kasus dulu, lah, orang lagi sakit," tukasnya. Jawaban yang sama diberikan Rahman ketika dimintai penegasan apakah SP3 akan dikeluarkan jika Soeharto kemungkinan tidak juga sembuh dari sakitnya. Berapa lama waktu yang diberikan bagi Soeharto untuk mengobati penyakitnya, Jaksa Agung mengatakan bahwa hal itu tergantung keputusan dokter. Sementara itu, Abdul Rahman menampik kemungkinan ketika ditanya apakah ia akan secara langsung memeriksa kondisi kesehatan Soeharto yang saat ini tengah dirawat di Rumah Sakit Pusat Pertamina (RSPP) Jakarta. "Nanti akan datang (pejabat, red) yang lebih penting dari saya," ujarnya. "Siapa, Pak? Presiden langsung?" tanya pers. "Tidak, saya saya tidak bilang Presiden. Tetapi pemerintah menaruh perhatian yang sangat terhadap (sakitnya, red) Pak Harto," kata Jakgung. Permintaan agar Jaksa Agung langsung datang membesuk ke RSPP sebelumnya dilontarkan oleh puteri keempat Soeharto, Siti Hediyati atau yang juga dikenal dengan Titiek Prabowo. Sementara itu, pada Senin malam, Wakil Presiden Jusuf Kalla membesuk Soeharto di RSPP, Jakarta Selatan. Kalla yang berkemeja lengan pendek dan bercelana panjang warna gelap tiba di rumah sakit tersebut sekitar 20:30 WIB dengan didampingi oleh Menko Kesra Aburizal Bakrie. Soeharto, yang kembali masuk RSPP sejak Kamis lalu (4/5) karena pendarahan pada usus, pada Senin dini hari menjalani operasi pemotongan usus sepanjang 40 sentimeter. Operasi itu dilakukan oleh tim dokter kepresidenan dan RSPP. Hingga Senin, Pak Harto masih menjalani perawatan intensif pasca-operasi pemotongan usus sepanjang 40 cm. Menurut Ketua Tim Dokter Kepresidenan Brigjen TNI dr. Mardjo Soebandiono, Senin, Soeharto masih dalam masa kritis dan masa kritis pasca-operasi itu akan berlangsung selama lima hingga tujuh hari mendatang.(*)
Editor: Heru Purwanto
Copyright © ANTARA 2006