Jakarta (ANTARA) - Para pekerja memasang panel fotovoltaik (photovoltaic/PV) meski udara dingin menggigit pada ketinggian sekitar 4.500 meter di "atap dunia", untuk mempercepat pengembangan energi bersih di Tibet, China.

Dengan dinyalakannya modul terakhir, proyek pembangkit listrik PV berkapasitas 120.000 kW di Kota Nagqu, Daerah Otonom Tibet, China barat daya, itu mulai beroperasi pada 25 Desember.

Manajer di Huadian New Energy Group Co., Ltd. cabang Tibet, Hu Chunqing mengatakan hanya dibutuhkan 90 hari bagi lebih dari 1.000 pekerja untuk menyelesaikan proyek tersebut, menambah kehangatan dan pencahayaan bagi penduduk di Tibet bagian utara pada musim dingin.

Sebagai proyek pembangkit listrik PV terbesar di Tibet, proyek tersebut diperkirakan dapat membantu memangkas 219.600 ton emisi karbon dioksida, atau setara dengan 76.300 ton batu bara standar, setiap tahunnya.

Konggar, seorang petugas pemeliharaan di Jalan Raya Qinghai-Tibet yang posnya terletak di jalur gunung, mengatakan bahwa karena pos kerjanya terlalu jauh untuk dijangkau oleh jaringan listrik negara, mereka harus bergantung pada generator listrik, yang mahal dan pasokan listriknya tidak stabil.

"Dengan beroperasinya proyek pembangkit ini, kami tidak lagi khawatir dengan masalah listrik," kata Konggar.

Dengan sumber daya tenaga surya, air, dan angin yang melimpah, Tibet mempercepat pengembangan energi bersih dalam lima tahun terakhir.

Pada November, Tibet mulai membangun proyek pembangkit listrik PV terdistribusi tingkat wilayah di atas atap-atap bangunan. Ini menjadi proyek pertama dari jenisnya di daerah tersebut.

Pada November yang sama, sebuah proyek pembangkit listrik tenaga air (PLTA) berkapasitas 1,2 juta kW mulai beroperasi di perbatasan Tibet dan Provinsi Sichuan, menjadi proyek PLTA pertama di hulu Sungai Jinsha.

Menurut rencana lima tahunan Tibet untuk periode 2021 hingga 2025, daerah tersebut akan memfasilitasi pembangunan pembangkit listrik PV. Total kapasitas terpasang di daerah itu pun diprediksi menembus 10 juta kW pada 2025.

Pada 2023, China akan terus mengintensifkan pembangunan infrastruktur energi dengan lebih banyak upaya untuk mengoptimalkan produksi dan transmisi listrik, serta secara aktif mendorong peningkatan jaringan distribusi dan pembangunan jaringan listrik pedesaan, menurut Konferensi Kerja Ekonomi Pusat yang diadakan pada pertengahan Desember.

Konferensi itu juga mengatakan bahwa pembangunan pembangkit listrik bertenaga angin dan basis-basis fotovoltaik skala besar akan dipercepat demi meningkatkan penggunaan energi bersih yang efisien.

"Mengembangkan energi bersih menunjukkan gagasan 'air jernih dan pegunungan subur adalah aset yang tak ternilai' dan koeksistensi harmonis manusia dan alam di Tibet," kata Chen Pu, wakil direktur institut strategi ekonomi Akademi Ilmu Sosial Tibet.


Pewarta: Xinhua
Editor: Desi Purnamawati
Copyright © ANTARA 2022