Jombang (ANTARA) - Badan Wakaf Pesantren Tebuireng (BWPT) Kabupaten Jombang, Jawa Timur, menerima lukisan QR Art karya seniman teknologi Doddy 'Mr D' Hernanto.
Karya tersebut jika di scan akan menghasilkan jejak rekam digital Hadratussyech K.H. Hasyim Asy'ari dan Presiden RI ke-4 K.H. Abdurrahman Wahid atau yang akrab disapa Gus Dur.
"Bagi kami yang di lingkup pesantren bertemu dengan mereka serasa mendapatkan keberkahan. Karena, kami bertemu dengan orang-orang mempunyai keahlian yang langka di pesantren," kata Ketua BWPT Kabupaten Jombang K.H. Abdul Halim Mahfudz atau Gus Im dalam rilis yang diterima di Jombang, Jumat.
Baca juga: Gus Kikin: KH Hasyim Asy'ari berdakwah dengan semangat persatuan
Ia menyambut baik dengan teknologi digitalisasi tersebut. Dengan bertemunya BWPT Jombang dengan para orang yang ahli dalam bidang teknologi tersebut, tentunya juga membawa dampak positif ke depannya. Pesantren akan semakin meningkat kinerjanya dan performance dari pesantren itu sendiri.
"Karena, pesantren ini institusi yang tua, bahkan lebih tua dari Indonesia. Namun, sejauh ini belum banyak hal-hal baik yang bisa diekspose ke luar," kata dia.
Ia menambahkan pengelolaan wakaf dikelola secara transparan, sehingga dengan adanya teknologi yang akan dikembangkan semua bisa dilihat secara gamblang, mulai dari data base hingga peta penggunaan wakaf bisa diakses secara langsung.
"Saya sangat bersyukur, bahkan saya tadi telah melihat dan mempraktikkan sendiri cara kerjanya," ujar dia.
Gus Im juga berharap keahlian-keahlian ini akan membantu dan memfasilitasi nilai-nilai yang ada di pesantren bisa tersampaikan kepada publik.
"Bahkan, bisa menjadi rumah literasi digital pesantren. Jadi, masyarakat bisa tahu hal-hal yang ada di pesantren dan sebaliknya pesantren juga tahu di luar ada apa sebenarnya," kata dia.
Sementara itu, Doddy 'Mr D' Hernanto mengungkapkan dirinya mengagumi sosok K.H. Hasyim Asyari dan Gus Dur. Ia tidak ingin kisah dan kiprah dua ulama itu hilang di muka bumi.
Baca juga: Museum di Pesantren Tebuireng-Jombang kembali dibuka
"Saya ini pengagum kedua tokoh tersebut dan saya berfikir jasa dua pahlawan ini tak boleh dihilangkan. Akhirnya, saya buat lukisan QR Art ini sebagai bukti cinta saya kepada beliau," kata dia.
Ia menambahkan dalam pembuatan lukisan Art tersebut, dirinya juga menyisipkan kalimat Asmaul Husna, sehingga dalam pembuatan dua karya ini membutuhkan waktu yang lama.
"Ini karya satu-satunya saya di dunia. Bahkan, saya sendiri juga tidak bisa membuat ulang, karena di setiap goresan tersisip lafaz Asmaul Husna sebagai watermark," kata dia.
Pihaknya berharap dengan karyanya ini generasi muda, khususnya bisa menauladani dua tokoh inspiratif yang pernah dimiliki Indonesia. "Saya berharap kepada generasi muda yang akan datang tetap tidak bisa melupakan sosok K.H Hasyim Asy'ari dan Gus Dur," kata dia.
Baca juga: Pesantren Tebuireng resmi buka area makam Gus Dur
Baca juga: Kemenag minta santri Tebuireng-Jombang harus kuasai teknologi
Lukisan QR Art Hadratussyech K.H. Hasyim Asy'ari dan Gus Dur tersebut dihibahkan dan diterima langsung oleh Ketua BWPT K.H. Abdul Halim Mahfudz di Gedung Yusuf Hasyim, Pesantren Tebuireng, Kabupaten Jombang.
Hadir dalam penyerahan lukisan QR Art dua tokoh nasional tersebut, yakni Mr D selaku seniman teknologi yang membuat karya, Ketua BWPT K.H. Abdul Halim Mahfudz, Hadi Wardoyo selaku penggagas Kawung Innovation yang mewadahi inovasi karya-karya anak bangsa, Puguh Iryantoro, Dewan Pengawas BWPT, dan sejumlah tamu undangan lainnya.
Pewarta: Asmaul Chusna
Editor: Endang Sukarelawati
Copyright © ANTARA 2022