Beijing, China (ANTARA) - China telah memilih 49 kandidat kawasan untuk dijadikan taman nasional guna melindungi spesies margasatwa dan habitatnya dengan lebih baik, demikian menurut rencana tata ruang untuk sistem taman nasional negara tersebut yang dirilis pada Kamis (29/12).
Ke-49 kandidat lokasi tersebut termasuk lima kawasan yang sudah dikembangkan menjadi taman nasional, yang meliputi area seluas sekitar 1,1 juta kilometer persegi.
Kawasan-kawasan ini dipilih berdasarkan signifikansi ekologisnya, lanskap alam yang unik, serta kekayaan keanekaragaman hayati, menurut rencana yang dirilis bersama oleh Administrasi Kehutanan dan Padang Rumput Nasional, Kementerian Keuangan, Kementerian Sumber Daya Alam, dan Kementerian Ekologi dan Lingkungan China.
Kandidat lokasi tersebut meliputi 44 wilayah daratan, tiga wilayah laut, dan dua wilayah darat-laut, menurut rencana tersebut.
China akan memiliki sistem taman nasional terbesar di dunia dalam hal kawasan lindung, jika ke-49 kandidat taman nasional itu terealisasi, sebut rencana itu.
Dataran Tinggi Qinghai-Tibet memiliki 13 kandidat lokasi, yang meliputi area seluas sekitar 770.000 kilometer persegi dan mencakup 70 persen dari total luas area kandidat taman nasional. Cekungan Sungai Kuning memiliki sembilan kandidat lokasi, sedangkan Cekungan Sungai Yangtze memiliki 11 kandidat lokasi, urai rencana tersebut.
Taman-taman nasional ini nantinya akan memiliki berbagai ekosistem, mulai dari hutan dan padang rumput hingga lahan basah dan gurun, serta meliputi lebih dari 700 cagar alam yang sudah ada dan 10 situs warisan alam dunia.
Lebih dari 5.000 spesies vertebrata liar dan 29.000 jenis tumbuhan tingkat tinggi menghuni taman ini, yang diharapkan akan menyatukan lebih dari 80 persen fauna dan flora yang dilindungi secara ketat di China, bersama dengan habitatnya, menurut rencana tersebut.
Taman-taman nasional ini juga akan membawa banyak koridor ekologis ke dalam perlindungan, termasuk beberapa kawasan penting tempat spesies burung liar, paus, lumba-lumba, dan hewan lain bermigrasi, imbuh rencana tersebut.
Penerjemah: Xinhua
Editor: Ida Nurcahyani
Copyright © ANTARA 2022